
Mamuju, Inspirasimakassar.com:
Memasuki awal tahun 2020 ini kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia cukup ekstrim. Sehingga dibutuhkan kesigapsiagaan untuk bisa menghadapi terjadinya bencana sewaktu-waktu berdasarKesikan surat dari Kementerian Dalam negeri dan badan Penanggulan Bencana RI bahwa kondisi cuaca saat ini kurang bersahabat.
Hal ini dijelaskan Oleh Badan penanggulangan bencana Sulbar, Darno Majiid, bahwa saat ini cuaca kurang bersahabat, khususnya untuk wilayah Sulawesi Barat. Apalagi dalam tiga bulan terakhir ini, keadaan atau kondisi cuaca kurang baik. Untuk itu pemerintah Sulbar atas arahan Gubernur, Wagub dan Sekda. Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Sulbar telah membentuk pos setiap malam 1 kali 24 jam bersama pihak terkait dan telah dilakukan koordinasi bersama BPBD Kabupaten Se-Sulbar untuk selalu memberikan informasi terkait kondisi cuaca disetiap daerah dan juga membentuk posko disetiap kantor BPBD Kabupaten agar bencana seperti longsor yang sering terjadi di Mamuju dan Majene segera mengantisipasi kemungkinan yang terjadi, ujarnya.
Untuk mengantisipasi itu, BPBD juga telah melakukan kegiatan simulasi bencana yang diprakarsai oleh polda Sulbar. Kegiatan simulasi ini bagaimana meramu kegiatan bencana kontigensi tentang memuat kondisi sebelum bencana, tanggap darurat dan pasca bencana.
“Jadi dikegiatan ini adalah simulasi untuk mengetahui tugas dan fungsi masing-masing dan kita juga enventalisir kerjasama seperti,dinas kesehatan, dinas PU dan dinas sosial dengan tujuan agar mengetahui masing-masing SDM yang dimiliki. Seperti contoh dinas sosial, apa saja yang ada yang dapat membantu jika ada bencana, begitu juga kesehatan terkait-obat apa saja yang tersedia, itulah tujuan kegiatan tersebut dilakukan,” ucap Darno Majid.
Darno menambahkan, kita juga sudah melakukan koordinasi dengan masyarakat bahwa mulai dari januari sampai maret itu kondisi cuaca kurang baik, sehingga dibutuhkan kesiapsiagaan. Untuk itu Pemerintah Sulbar atas arahan gubernur agar segera menginformasikan kepada masyarakat agar siap siaga menghadapi kemungkinan bencana yang bisa saja terjadi kapan saja. Minimal kita mampu menyelamatkan diri sendiri karena semakin kita siaga semakin kita bisa menyelamatkan nyawa keluarga kemudian masyarakat, karena menurut penelitian Jepang bahwa banyaknya orang selamat karena mereka mampu siaga dirinya sendiri baru menolong orang lain.
Darno lanju menjelaskan, bahwa masyarakat juga harus bisa mengenal bencana apa saja yang terjadi, karena di sulbar ada beberapa ancaman yang selalu kita siap siaga seperti banjir,banjir bandang, kemudian angin puting beliung cuaca ekstrim,gelombang pasang kemudian gempa . Apalagi saat ini mamasa masih gempa, sehingga kita harus selalu sigap dalam menghadapi kejadian bencana yang terjadi. Bukan hanya itu bencana seperti kebakaran hutan dan lahan kemudian likufaksi juga menjadi perhatian kita bersama. Apalagi ada penelitian bahwa di sulbar masih rentang ancaman likufaksi tapi tidak sama dengan dipalu.Namun demkian kita harus siap siaga menghadapi. Sebab kita lihat di sulbar ini ancaman yang seperti terjadi adalah banjir kemudian longsor yang harus kita siap siaga dari sekarang, mulai 1 kali 24 jam.
Untuk itu BPBD juga telah menyiapkan personil yang akan turun kelapangan. Dengan jumlah 30 orang yang terbentuk dalam tim reaksi cepat dapat segera membantu jika ada terjadinya bencana. Begitu juga di dinas sosial ada tagana, jadi kita berkolaborasi dengan dinas sosial jika terjadi bencana.
Walaupun dilihat kondisi sekarang dengan personil 30 orang untuk dibagi enam kabupaten memang tidak cukup , sehingga menjadi PR untuk pemerintah sulbar, bagaimnana BPBD ini bisa ditambah personilnya baik tenaga PNSnya maupun tenaga honorer.
Pasalnya jika terjadi bencana maka tim reaksi cepat yang akan turun kelapangan.Dengan 30 orang belum mencukupi kebutuhan kami dilapangan. (adv)