Anthurium termasuk tanaman berdaun indah. Tanaman hias ini merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi dan prospektif untuk dibudidayakan. Tanaman ini sempat menghipnotis banyak orang, karena harganya melambung tinggi, mulai Rp600 ribu hingga Rp20 juta. Bahkan untuk jenis Cobra harganya mencapai Rp1 miliar per pohon.
Mahalnya tanaman ini lantaran daunnya yang berwarna hijau segar, tahan lama dengan tulang daun yang kuat dan menonjol, serta kekar dengan tetap memancarkan keanggunan. Di masa lalu anthurium menjadi hiasan taman dan istana kerajaan-kerajaan di Jawa dan dipuja sebagai tanaman para raja.
Bisnis tamanam anthurium terutama jenis jenmanii kini makin mengiurkan. Di Karanganyar, Jawa Tengah puluhan nursery didirikan untuk melayani permintaan yang jumlahnya terus meningkat. Dalam waktu singkat, para petani anthurium pun menjadi milyarder dari bisnis tanaman kerajaan ini. Nursery Grasia milik Hau Lie di Kecamatan Ngargo Yoso ini hanya satu dari puluhan nursery yang kini menjamur di Kabupaten Karanganyar. Dari nursery inilah ribuan tanaman jenmanii berasal.
Di nursery ini sedikitnya 100 varian anthurium jenmanii dikembangkan. Jumlah varian ini bahkan akan terus bertambah karena salah satu keunikan dari jenmanii adalah munculnya varian-varian baru. Seperti jenmanii oval, king kobra, mangkok serta jenmanii keris yang belakangan ini banyak dicari.
Menurut Hau Lie, varian yang terus muncul inilah yang membuat anthurium jenis jenmanii digemari. Apalagi muncul varian baru tidak selalu tergatung dari alam. Tapi bisa diciptakan dari kreasi pemiliknya. Varian baru serta langka membuat harga tanaman ini menjadi sangat mahal.
Untuk jemanii usia tanggung berkisar 5 juta hingga 50 juta rupiah. Sedangkan jenmanii indukan bisa mencapai 500 juta rupiah. Anehnya, berapapun harganya anthurium jenmaii hingga kini masih terus diburu.
Pebisnis lainnya adalah Iswadi. Warga Kampung Sariagung,Kelurahan Jaraksari Wonosobo mengaku mulai tertarik dan menekuni tanaman bunga anthurium, sekitar tiga tahun silam. Karena hobi, maka waktu luang atau libur banyak dicurahkan untuk mengembangkan tanaman ini. Mulanya, ketua kelompok tani Bunga Seruni ini berbekal bantuan bibit sebanyak 100 pohon, ditunjang 400 batang yang diusahakan secara pribadi. Kini tanamannya sudah berkembang menjadi 1.500-an batang yang diusahakan di atas lahan seluas 2.500 m2 milik sendiri. Jenis yang dikembangkan adalah presiden, fantasia fire, rosa, trophical, midori, trophic night, simba dan biroen.
Karena permintaan pasar dan harganya tinggi maka dia berobsesi untuk melakukan ekspansi dengan menambah areal penanaman. Dia pun berjanji akan menggantikan tanaman salaknya dengan bunga anthurium. Alasannya, produknya masih kurang dan belum mampu memenuhi permintaan pasar, sehingga harganya menggembirakan. Apalagi, budidaya anthurium tidaklah terlalu sulit. Begitu pula hama maupun ulat pengganggu, bisa diatasi dengan obat-obatan tanaman. Kendala petani, biasanya pada permodalan. Karena harga bibit pohon bunga anthurium berkisar Rp20 ribu sampai Rp35 ribu per batang.
Sugiarto, kolektor sekaligus penjual tanaman hias dari Malang, Jawa Timur mengemukakan, satu rumpun Anthurium memiliki sekitar 15 helai daun dengan tinggi sekitar 40 cm harganya Rp20 juta. Jika dipelihara beberapa tahun harganya menjadi ratusan juta rupiah. Prospek pemeliharaan bunga ini, para pencinta tanaman hias berupaya mendapatkan tanaman tersebut untuk koleksi sekaligus investasi.
Agar tampak mengkilat, Sugiarto menyarankan, daun Anthurium dibersihkan dengan menggunakan susu. Caranya, bersihkan daun dengan air, lalu olesi atau semprotkan cairan susu tersebut ke daun dan kemudian daun dilap hingga kering. Cara ini tidak perlu dilakukan setiap hari lantaran bisa mengikis berapa lapisan yang dibutuhkan daun.
Untuk tanaman yang berada di dalam rumah, sebaiknya setiap 1—2 minggu sekali di keluarkan pada pagi hari sekitar 15 menit agar terkena sinar matahari langsung. Untuk perkembangan yang lebih baik, tentunya harus diperhatikan media tanamannya. Agar akarnya kuat dan perlu menggunakan tanah, karena akan mengikat akar sehingga sulit berkembang. Media yang disukai adalah porous berupa campuran arang sekam dan pakis cacah. Tujuannya agar akar-akar dari Anthurium ini mudah untuk tumbuh dan menyebar.
Sedangkan untuk keindahan struktur daun dan bunganya tidak terlepas dari cara pemupukannya. Pupuk diberikan sesuai dengan kebutuhan, NPK seimbang secara rutin dengan dosis kecil atau 2 gram per liter air. Caranya, pupuk dilarutkan dalam air kemudian disiramkan ke tanaman, tetapi jangan mengenai daunnya. Pupuk ini diberikan sekali dalam tiga bulan.