
Barru, Ispirasimakassar.id:
Selama bertahun-tahun, Indonesia terus berupaya mengurangi ketergantungannya pada impor pangan. Caranya, dengan memberdayakan petani lokal. Hanya saja, berbagai kendala kompleks misalnya kepemilikan lahan yang terfragmentasi dan praktik pertanian yang ketinggalan zaman. Kendala inilah kemudian diramu secara bijak saat kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Presiden ke delapan di era berkemajuan inipun berambisi menjadikan Indonesia mencapai swasembada pangan nasional. Untuk memperkuat pencapaian swasembada pangan ini, keterlibatan Gugus Tugas Swasembada Pangan Nasional sangat membantu.
Gugus Tugas Kementerian Pertanian ini merujuk pada tim atau satuan tugas yang dibentuk untuk menangani isu-isu spesifik di bidang pertanian. Tugas-tugasnya dapat mencakup berbagai hal, seperti peningkatan investasi dan ekspor, penanganan penyakit hewan, ketahanan pangan, serta peremajaan komoditas pertanian.
“Gugus tugas yang dibentuk dengan mandat khusus ini tujuannya, untuk mempercepat kemajuan menuju ketahanan pangan. Gugus tugas ini bekerja di berbagai sektor untuk mengatasi tantangan utama dan mengoptimalkan sumber daya yang ada,” tutur Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barriu, Ir.Ahmat HT,MM, Jumat, 20 Juni kemarin.
Ir.Ahmat HT mengakui, Gugus Tugas Kemandirian Pangan Nasional dirancang untuk mengatasi berbagai tantangan di bidang pertanian, tentunya melalui pendekatan yang terkoordinasi dan strategis, dengan jajaran Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
Artinya, jelas Ahmat, keberhasilan swasembada pangan yang merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo tidak terlepas juga dari pelibatan Tim Satgas ini. Tujuannya untuk memastikan target Luas Tambah Tanam, atau LTT dapat dicapai sebagai upaya peningkatan IP utamanya untuk mendukung percepatan swasembada pangan.
“Kami mendapat perhatian besar dari tim Satgas swasembada pangan yaitu Bapak Brigjen TNI Wawan Erawan, SE.MM (Koordinator Oplah dan CSR pusat wilayah pulau Sulawesi), dan Kolonel KAV. Donova Pri Pamungkas M.Han (Pengawas Oplah dan CSR Provinsi Sulawesi Selatan,” tambahnya.
Perhatian tim Satgas inilah merupakan bagian dari upaya percepatan realisasi LTT yang menjadi indikator penting dalam pencapaian target swasembada pangan di Kabupaten Barru. Dalam kegiatan ini, tim Satgas turun langsung ke lapangan untuk memantau progres penanaman dan berdiskusi terkait kendala yang dihadapi petani maupun penyuluh pertanian.
“Tim satgas memberikan motivasi, serta dorongan percepatan LTT sebagai langkah konkret dalam mewujudkan swasembada pangan. Dan, tentunya, melalui kolaborasi antara pemerintah, petani, dan penyuluh, diharapkan percepatan LTT di Kabupaten Barru ini,” harapnya.
Di sisi lain, demikian Ahmat, Satgas terlibat aktif dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi kerugian pasca panen. Satgas memfasilitasi penerapan teknik pertanian modern, termasuk penggunaan varietas benih unggul, pertanian presisi, dan strategi pengelolaan hama dan penyakit yang efektif.
Disamping itu, meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, komitmen dan dedikasi Satgas Kemandirian Pangan Nasional memberikan prospek yang menjanjikan bagi upaya Indonesia, khususnya di Kabupaten Barru mencapai ketahanan pangan. Dengan terus mengatasi berbagai hambatan utama, mendorong inovasi, dan memberdayakan petani lokal, Satgas membuka jalan bagi sistem pangan yang lebih berkelanjutan, tangguh dan menguntungkan. (din pattisahusiwa)