
Makassar, Inspirasimakassar.com:
Debat Publik Pilkada Luwu Utara baru saja dimulai tepat pukul 15.15 Wita di Ballroom Four Points Sheraton Makassar, Minggu 22 November 2020. Pasangan Calon AKAS yang mendapat nomor urut 3 dalam event lima tahunan itu tampil mengesankan.
Kekompakan calon bupati dan wakil bupati Luwu Utara itu dipertontonkan oleh Arsyad Kasmar-Andi Sukma. Dalam debat yang dipandu oleh Liviana Cherlisa, jutaan pasang mata tertuju pada duet berakronim AKAS yang tidak saja kompak tapi secara gamblang memaparkan visi misi dan programnya dengan tepat waktu.
Di sesi satu, ketiga Paslon memaparkan visi misinya. M Thahar Rum (MTR-RL) lebih banyak berbicara pada masalah pembangunan infrastruktur pascabanjir, sedangkan petahana Indah Putri Indriani menonjolkan aspek pembangunan berkelanjutan dalam 5 Bisa.
AKAS sendiri lewat Arsyad Kasmar sebagai calon Bupati menonjolkan visi misi ekonomi kerakyatan yang berbasis pada peningkatan kualitas SDM dan optimalisasi Sumber Daya Alam (SDA) dengan membangun industri berbasis pada produksi SDA, perkebunan pertanian dan perikanan.
Di sesi kedua pendalaman visi misi, IDP Paslon nomor urut 2 mendapat kesempatan pertama.
Tentang kebijakan pembelajaran tatap muka dan strategi pendidikan yang sudah ia lakukan selama ini.
Sedangkan Arsyad Kasmar Paslon nomor urut 3 itu memilih amplop C dengan pertanyaan seputar kemajemukan bangsa dengan ragam keyakinan, paham, agama dan suku bangsa serta mengantisipasi paham radikal.
Secara cerdas Arsyad Kasmar menjelaskan kiat-kiatnya dalam mempersatukan kemajemukan tersebut dimana kepemimpinan yang adil bagi semua golongan adalah kata kuncinya.
“Luwu Utara, adalah miniatur Indonesia, semua suku ada disini, beragam agama, budaya, untuk itu kehadiran pemimpin yang adil bagi semua golongan, rahmatan lil alamin yang akan membuat keberagaman itu menjadi potensi untuk membangun Lutra lebih baik tanpa harus khawatir dengan paham liberal dan radikal,” tandas Arsyad.
Sedangkan Andi Sukma yang ikut menimpali, menyebut faktor budaya dan kebiasaan masyarakat harus diperhatikan agar masyarakat bisa tumbuh dan hidup berdampingan dengan menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Sementara Ketua tim pemenangan paslon Bupati-Wabup Luwu Utara, AKAS, M Rajab melalui juru bicara Masita Bella memberikan tanggapan terkait hasil debat kandidat yang telah berlangsung.
Rajab melalui jubir Bella menyebut panggung debat kandidat yang live di saluran Kompas TV ini, dikuasai oleh duet AKAS.
“Saya melihat bahwa panggung debat ini dikuasai oleh pak Arsyad Kasmar dan Andi Sukma, karena pak Arsyad memang sudah cukup memahami kondisi dan masalah yang ada di Luwu Utara ini.”
“Solusi yang ditawarkan oleh pak Arsyad berdasarkan kepada persoalan yang dihadapi secara riil oleh masyarakat yang ada di Luwu Utara, seperti persoalan kemiskinan. Karena faktanya Luwu Utara saat ini berada di peringkat tiga termiskin se Sulawesi Selatan. Dalam hal ini pak Arsyad punya gagasan untuk membawa Luwu Utara keluar dari kondisi ini dengan cara mengolah dari hulu ke hilir. Gagasan tersebut semuanya tersampaikan melalui debat kandidat barusan,” ungkapnya.
Ditanyai apakah merasa puas dengan hasil debat? Dirinya menyebut sangat puas, dengan pemaparan visi misi yang benar-benar to the point dan komprehensif.
“Saya sangat merasa puas dengan debat ini mulai dari segmen pemaparan visi misi sampai closing statement pak Arsyad betul-betul menyampaikan gagasan yang baik untuk memajukan Luwu utara ke depan, dimulai dari masalah ekonomi, pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA).
“Saya sangat yakin jika aspek pertanian ini dikelola dengan baik mulai dari hulu ke hilir, Insyaallah Luwu utara akan keluar dari garis kemiskinan,” tambahnya.
Pengamat ekonomi, Afrianto Nurdin yang ikut menyaksikan debat tersebut memuji Paslon AKAS yang dinilainya telah menyentuh akar masalah yang menyebabkan Lutra terperosok pada jurang kemiskinan ketiga di Sulsel.
“Durasi debat yang cukup singkat memang tak bisa mengurai semua masalah di Luwu Utara, tapi paling tidak, ada problem utama yang sudah dipaparkan Arsyad dan Andi Sukma, dan juga tawaran solusinya,” kata Afri.
Gagasan AKAS soal program industri hulu hingga hilir sangat menarik, karena menurutnya mampu menyerap lapangan pekerjaan apalagi berbasis pertanian perkebunan kehutanan dan perikanan yang berdampak luas pada pemberdayaan petani dan nelayan.
“Multiplier atau efek dominonya cukup besar, karena hasil produksi para Petani dan nelayan terserap, di satu sisi penciptaan lapangan pekerjaan juga otomatis akan ikut terdorong,” ulasnya.
Pemerhati masalah ekonomi itu juga menilai apa yang disampaikan Cawabup Paslon nomor urut 2, Suaib Mansur soal Start Up sebagai “gula-gula” yang ia nilai tidak sesuai fakta yang ada, karena di periode pertama Indah-Thahar pernah diluncurkan Start Up “Lontara” oleh Dinas Perhubungan Lutra, hanya sayangnya program tersebut ternyata “mati suri” pungkas, Afri.(ril/mah