Beranda Berita Air Normal Setelah Enam Bulan Macet, Warga Buloa Berterima Kasih ke...

Air Normal Setelah Enam Bulan Macet, Warga Buloa Berterima Kasih ke BAZNAS Makassar

0
2

Makassar, Inspirasimakassar,id:

Enam bulan sudah, warga Jalan Tengku Umar 15, RT 02/RW05, Kelurahan Buloa, Kecamatan Tallo, kekurangan air bersih. Kini airnya lancar, setelah pelibatan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar.

Warga di RT 02 pun bersuka cita, gembira, setelah Ketua BAZNAS Kota Makassar, HM.Ashar Tamanggong meresmikan kembali Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS), Rabu, 27 Agustus 2025, siang tadi.

Saat menyampaikan sambutan, HM.Ashar Tamanggong mengurai panjang lebar tentang pentingnya air dalam hub8ungannya dnegan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Ia mengemukakan, ibarat air sumur yang tidak dikuras, lama kelamaan airnya berbau. Begitu pula, jika seorang muslim, tidak mengeluarkan zakat, infak, ataupun sedekah, maka harta yang dimilikinya tidak berkah.

Meski analogi ini sederhana, tetapi begitu mendalam, menawarkan cermin yang menghubungkan alam fisik dengan spiritual, dan kekayaan materi dengan kekayaan batin.

Turut hadir, Kepala Kelurahan Buloa (Moh.Dwi Aditya Mukhtar), Hamka Darwis dari KBM08 Buloa, ketua ketua RT/RW, dan warga sekitar. Sementara mendampingi Ketua BAZNAS Kota Makassar Kabag II (Nabil Salim) bersama dua staff pelaksana, Asrijal Syahruddin dan Syarifuddin Pattisahusiwa. Hadir pula dua mahasiswa KKP Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sri Sulaeni Arif Putri, dan Andi Ainun Mardiah AS.

Di hadapan lebih 100 warga Buloa, HM.Ashar Tamanggong mengemukakan, boleh dibayangkan, mulanya sumur itu adalah sumber kehidupan, penyumbang air jernih menyegarkan, dan penopang dahaga. Air dari kedalamannya murni, dingin, dan bermanfaat.

Meski demikian, jika sumur itu dibiarkan tanpa perawatan, tanpa dikuras, maka apa yang terjadi? Perlahan tapi pasti, dedaunan kering, lumut, endapan tanah, dan berbagai kotoran akan menumpuk di dasarnya.

Air yang ada di dalam sumur yang semula jernih itupun, lama kelamaan mulai keruh, kehijauan, dan akhirnya mengeluarkan bau busuk. Air yang tadinya dapat menyelamatkan begitu banyak orang, kini menjadi sumber penyakit dan tidak layak dikonsumsi.

Demikianlah halnya dengan harta yang tidak “dibersihkan”. Sebab, harta, pada dasarnya, adalah anugerah dan potensi kebaikan yang diturunkan tuhan. Namun, ketika harta itu hanya ditimbun, digenggam erat, dan tidak dikeluarkan haknya untuk orang lain melalui zakat, maka akan mengalami stagnasi spiritual. Jika harta itu “mengendap” dalam jiwa pemiliknya, pada akhirnya menumbuhkan sifat-sifat buruk seperti kikir, tamak, malah kesombongan.

Namun setelah air di subur itu dikuras, maka air baru yang segar akan mengalir, mengisi kembali dengan kemurnian yang lebih baik. “Begitu pula dengan zakat. Dengan mengeluarkan sebagian kecil dari harta, kita membersihkan sisa harta yang kita miliki, membuatnya tumbuh dalam keberkahan, dan memurnikan jiwa kita. Harta yang dizakati akan mendatangkan pahala yang tak terhingga, melapangkan rezeki, menghadirkan ketenangan batin, dan menjadi jembatan menuju surga,” ujarnya.

Analogi HM.Ashar Tamanggong itu sebagai pengingat yang kuat. Air itu mengajarkan, bahwa kekayaan sejati, bukanlah tentang seberapa banyak harta yang ditimbun, melainkan seberapa bersih dan manfaatnya yang dimiliki.

“Maka, dengan zakat adalah penguras spiritual yang menjamin kemurnian harta dan hati, menjaga agar hidup kita tidak berbau, kekikiran dan kehampaan, tetapi justru mengalirkan kebaikan, keberkahan, dan pahala yang tak terputus. Mari kita pastikan sumur rezeki dan hati kita senantiasa dikuras, agar selalu jernih, segar, dan membawa manfaat bagi diri sendiri,” jelas ATM—sapaan akrab Doktor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, da’i kondang, yang juga mantan Ketua Lembaga Dakwah NU Kota Makassar itu.

Sebelum menutup sambutannya, ATM mengaku, seluruh bantuan yang berhubungan dengan peresmian kembali Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat di Buloa itu bersumber dari dana zakat, infak, dan sedekah, atau ZIS.

“Kita ketahui bersama bahwa, BAZNAS Makassar hanyalah pengelola dana ZIS yang berasal dari ASN , dan guru muslim se Kota Makassar, termasuk dari UPZ UPZ masjid, dan dari pengusaha, dan pribadi pribadi yang memberikan keprcayaan kepada BAZNAS Makassar. Zakat itu MULIA, MULIA Muzzakinya, MULIA Mustahiknya,” tutup ATM.

Sebelumnya, baik Lurah Buloa (Moh.Dwi Aditya Mukhtar), maupun yang mewakili KBM08 Buloa (Hamka Darwis) sama sama menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada BAZNAS Kota Makassar.

Keduanya sama sama menyebut, selama ini BAZNAS Makassar telah melakukan begitu banyak program yang benar benar menyentuh kepentingan banyak orang di Kota Makassar.

Pernyataan senada dikemukakan H Ziko (70 tahun). “Kami merasa bersyukur dan berterima kasih kepada BAZNAS Makassar, atas bantuannya, sehingga air bisa kembali mengalir ke rumah rumah warga di sini, setelah enam bulan macet” ujar warga RW 5 itu.

Seperti diketahui, Kelurahan Buloa menghadapi kendala signifikan terkait akses air bersih yang memadai dan fasilitas sanitasi yang layak bagi warganya. Kondisi ini sering memicu masalah kesehatan seperti penyakit diare dan kulit, serta membebani waktu dan tenaga warga dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut.

Menyadari urgensi ini, Lurah Buloa bersama Ketua KBM08 Buloa, Erni, atas nama masyarakat Buloa bermohon kepada BAZNAS Kota Makassar membantu penyediaan pompa Submersible 4 inci. Mesin ini dipasang di Jalan Teuku Umar 15 RT 02/RW 05, Kelurahan Buloa.

Mesin tersebut guna menggantikan mesin pompa sumur bor yang enam bulan lalu rusak. Biaya lainnya adalah pemasangan pompa dan perubahan daya listrik dari 6.600 watt menjadi 3.500 watt. Keseluruhan biaya Rp12.700.000,-

Kepala Bagian (Kabag) II Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS Kota Makassar, Nabil Salim usai penyerahan bantuan mengemukakan, fokus utama dari program BAZNAS Makassar di Buloa adalah pendekatan berbasis ummat. Hal ini tidak hanya sekadar membangun infrastruktur fisik, namun juga melibatkan partisipasi aktif serta memberikan edukasi kepada warga sekitar, akan pentingnya air dalam memenuhi standar kesehatan.

Nabil Salim percaya bahwa, program air bersih bagi masyarakat yang dinamai Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat itu sangat penting. Sebab, warga akan merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap fasilitas yang telah dibangun, sehingga manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang.

Fasilitas sanitasi yang layak juga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kebersihan lingkungan. Anak-anak dapat belajar dengan lebih nyaman, dan produktivitas keluarga pun meningkat karena waktu yang sebelumnya terbuang untuk mencari air, kini bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain yang lebih produktif.

Sebelum mengakhiri pernyataannya, Nabil Salim mengakui, program bantuan yang dilakukan lembaga pemerintah nonstruktural beralamat di Jalan teduh Bersinar Nomor 5 Kecamatan Rapoccini itu menjadi contoh nyata, bagaimana dana ZIS dapat dikelola secara efektif untuk pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup. (din pattisahusiwa/tim media baznas kota makassar)

Berita sebelumyaEntaskan Kemiskinan, BAZNAS Makassar Raih BAZNAS Award 2025-
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TIDAK ADA KOMENTAR

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here