Maros, Inspirasimakassar,id:
Kabupaten Maros, menutup akhir November 2025 dengan torehan prestasi luar biasa. Dalam satu hari, tepatnya Selasa, 25 November2025, kabupaten yang dipimpin Bupati Chaidir Syam dan Muetazim Mansyur ini berhasil meraih tiga penghargaan bergengsi tingkat nasional dari kementerian dan lembaga negara berbeda.
Tiga pencapaian ini sekaligus menegaskan komitmen kabupaten yang diapit tiga kabupaten/kota masing masing Makassar, Bone, dan Pangkep itu dalam penguatan kerukunan, percepatan digitalisasi, serta peningkatan kualitas kesehatan lingkungan.
Penghargaan pertama diterima Bupati Maros, Chaidir Syam, dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) atas keberhasilan Maros menurunkan angka stunting secara signifikan, di Green Forest Bogor.
Dua penghargaan lainnya adalah, penghargaan atas dedikasi, komitmen dan kepeduliannya dalam mendorong pembangunan dan pemberdayaan desa, yang diberikan oleh DPP APDESI di Kementerian Desa, di Jakarta. Serta, penghargaan pengukuran Indeks Kualitas Kebijakan (IKK) Tahun 2025 di Novotel Samator Surabaya, Jawa Timur yang diterima Wakil Bupati Muetazim Mansyur.
Bupati Chaidir Syam mengatakan, penghargaan tersebut diberikan karena Kabupaten Maros menjadi salah satu daerah dengan tingkat penurunan stunting tertinggi secara nasional, yakni mencapai hampir 12,5 persen dalam satu tahun.
Per Oktober 2025, jumlah kasus stunting di Kabupaten Maros berada di angka 3.703 kasus. “Tentunya, ini adalah buah dari kolaborasi bersama. Bukan hanya pemerintah daerah, tapi juga Forkopimda, swasta dan masyarakat,” jelasnya.
Bupati dua periode itu menjelaskan, percepatan penurunan stunting dilakukan melalui Program Intervensi langsung di lapangan. Pada setiap lokus stunting, petugas mengidentifikasi faktor determinan kasus dan menuntaskan masalah pada hari yang sama.
“Misalnya faktor determinannya karena anak tidak memiliki JKN. Pada saat penanganan di lokus, langsung diaktifkan KIS/JKN hari itu juga,” urainya, seraya menambahkan, tantangan ke depan adalah penerapan pola hidup sehat di lingkungan masyarakat serta memastikan pemeriksaan kesehatan ibu hamil, calon pengantin dan balita terlaksana 100 persen.
Dinas Perikanan memberikan tambahan nutrisi melalui pemberian makanan olahan ikan, sedangkan Dinas Pertanian menggelar pasar murah stunting untuk mendorong pemenuhan gizi keluarga. Pada sektor kesehatan, Chaidir menyebut pemerintah akan memperkuat ILP (Integrated Layanan Primer) agar petugas dapat semakin intens melakukan pencegahan stunting. Termasuk Dinas Sosial diarahkan untuk memperkuat intervensi bagi warga kurang mampu.
Sementara, Wakil Bupati Maros, Muetazim Mansyur, menerima Penghargaan Pengukuran Indeks Kualitas Kebijakan (IKK) Tahun 2025 di Novotel Samator Surabaya, Jawa Timur. Penghargaan tersebut diberikan oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI karena Kabupaten Maros dinilai sebagai instansi dengan nilai kualitas kebijakan berkualifikasi “unggul”.
Muetazim mengatakan penghargaan ini menjadi bukti tata kelola kebijakan di Kabupaten Maros semakin terukur, responsif dan berbasis data.
“Alhamdulillah, ini adalah hasil kerja kolektif seluruh perangkat daerah dalam memastikan setiap kebijakan dibuat dengan analisis, partisipasi, dan manfaat nyata untuk masyarakat. Penghargaan ini menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kualitas kebijakan ke depan,” jelas Mantan Kadis PU Maros ini, seraya menambahkan, ke depan, pemerintah daerah lebih memperkuat sinkronisasi perencanaan, penganggaran dan evaluasi kebijakan agar seluruh program pembangunan berjalan tepat sasaran. (titi)




