Selasa, Desember 30, 2025
Google search engine
BerandaBeritaMenag Hadiri Peluncuran "Maros Kota Wakaf"

Menag Hadiri Peluncuran “Maros Kota Wakaf”

Maros, Inspirasimakassar.id:

“Kota Wakaf” adalah program pemerintah, khususnya Kementerian Agama, untuk mengoptimalkan pengelolaan dan pengembangan harta wakaf di tingkat kabupaten/kota di Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Program ini bertujuan meningkatkan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, Badan Wakaf Indonesia (BWI), pelaku usaha, dan masyarakat Kota Wakafdi Maros misalnya.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros resmi meluncurkan program “Maros Kota Wakaf” melalui acara kick off yang digelar di Ruang Pola Kantor Bupati Maros, Sabtu, 4 Oktober 2025. Peluncuran kota wakaf ini dihadiri langsung Menteri Agama (Menag) RI, Prof.KH.Nasaruddin Umar.

Menteri asal Kabupaten Bone itu menyebut Maros berpotensi menjadi barometer pengembangan kota wakaf di Indonesia.  “Harapan kita semua agar Maros mampu menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengelolaan dana wakaf yang produktif dan berkelanjutan. Pegawai negeri maupun swasta bisa berwakaf secara rutin,” jelasnya.

Program “Maros Kota Wakaf”, demikian mantan Wakil Dekan II Bidang Keuangan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP-AlGazali) Ujung Pandang–kini Universitas Islam Makasar (UIM) itu bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan dana wakaf secara profesional. Pemerintah pusat, kata Nasaruddin, siap memberikan pembinaan dan pendampingan agar program ini berjalan optimal.

Bupati Maros, Chaidir Syam, turut mengapresiasi inisiatif BWI dan Kemenag dalam memperkuat gerakan wakaf di daerahnya. “Aset milik Pemda juga bisa dioptimalkan melalui wakaf. Misalnya tambak milik Pemkab di Kecamatan Bontoa bisa diwakafkan melalui BWI agar lebih bermanfaat bagi umat,” urai bupati yang juga mantan Ketua DPRD Maros ini.

Sementara itu, Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kabupaten Maros, Said Patombongi, menjelaskan konsep wakaf yang diusung tidak hanya berupa uang, tetapi juga aset produktif. “Misalnya ada warga yang punya ruko tidak terpakai, itu bisa diwakafkan dengan jangka waktu tertentu. Tidak harus selamanya, bisa misalnya lima tahun,” tutur mantan ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Maros tersbeut.

Menurutnya, wakaf produktif memiliki nilai keberlanjutan ekonomi yang bahkan lebih menarik dibanding zakat. Salah satu contoh implementasinya yakni Klinik Wakaf di Masjid Agung Maros, di mana seorang dokter berwakaf profesi dan tidak menarik biaya dari pasien. (titi)

Din Pattisahusiwa
Din Pattisahusiwahttps://inspirasimakassar.id
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.
RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments