Makassar, Inspirasimakassar.id:

Suasana pagi tadi, Rabu 20 Agustus 2025 terasa begitu berbeda, khususnya RT4/RW7, tak jauh dari  Kompleks Graha Cendekia. Pagi itu, pasangan Irwan Sidding–kelahiran Makassar, 30 September 1973 dan Nurlaila–kelahiran Makassar 25 April 1974, bersama puteri semata wayang mereka, Rubyn Istiqamah–lahir 2007 pun bahagia.

Kebahagiaan ketiganya bukan hanya karena harum melati yang merebak dari pelataran tenda bertuliskan BAZNAS Kota Makassar, tempat akan diresmikan rumah baru mereka berukuran 6 x 8 meter. Dan, bukan pula wewangian dari masjid ICMI Ainun Habibie, di Jalan Perintis Kemerdekaan, Daya tempat suami istri ini mengabdikan separuh hidupnya sebagai marbot, melainkan karena getaran harap yang memancar dari lubuk hati paling dalam.

Irwan Sidding yang beberapa helai rambutnya telah memutih seiring debu-debu yang disapunya puluhan tahun, duduk tersenyum bahagia di dampingi sang istri.

Betapa tidak, dulu, rumah tempat ketiganya berlindung, berdinding seng seng lapuk, dan atap seng berkarat yang tak lagi mampu menahan derasnya hujan, telah menjadi saksi bisu setiap helaan nafas. Setiap sapuan lantai yang tak pernah lalai, setiap tetesan air mata dalam doa-doa yang hening.

Jika hujan turun, seringkali berarti berkumpul di rumah berciri Bugis-Makassar. Dingin yang menusuk tulang, dan mimpi buruk tentang atap yang ambruk. Namun, tak pernah sekalipun Irwan dan Nurlaila mengeluh. Hati mereka yang lapang selalu terisi rasa syukur, karena Allah masih memberikan napas, kesehatan, dan amanah untuk menjaga rumah-Nya (Masjid ICMI Ainun Habibie—sebuah masjid yang memikul nama besar istri Presiden ke tiga-RI, B.J.Habibie.

Dalam suasana tak menentu, suatu hari di bulan Juli 2025 lalu, Irwan dan Nurlaila didatangi ustaz Ilyas—seorang imam masjid ICMI Ainun Habibie, sekaligus guru di SMPN 25. Melihat kondisi rumah yang sudah tak layak huni, sang ustaz mengatakan akan menghubungi Badan Amil Zakat Nasional, atau BAZNAS Kota Makassar untuk menyampaikan permohonan.

Bagai gayung bersambut. Suara ustaz Ilyas tak sia sia. Wakil Ketua IV Bidang Adminitrasi, Umum, dan SDM BAZNAS Makassar, H.Jurlan Em Saho’as menyambut baik. Jurnalis Harian Pedoman Rakyat Ujung Pandang di masanya itupun menyambung suara ustaz Ilyas ke rapat pimpinan. Ternyata Ketua BAZNAS Makassar, Dr.H.M.Ashar Tamanggong pun mengiyakan untuk dibuatkan rumah baru.

Pasalnya, Irwan Sidding dan istrinya sudah masuk dalam dalam salah satu dari delapan golongan penerima zakat, infak, dan sedekah sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran. Yaitu, fisabilillah.  Secara harfiah, fisabilillah berarti “di jalan Allah”. Dalam konteks zakat, fisabilillah merujuk pada orang-orang yang berjuang di jalan Allah.

Meski demikian, tim BAZNAS melakukan survei, sekaligus asesmen untuk mendata kepemilikan hak yang sah.  Saat survei lapangan itulah, tim dari melihat langsung bagaimana seorang hamba Allah yang begitu tulus mengabdi, harus hidup dalam kondisi yang jauh dari layak.

Makanya, tanpa ragu, BAZNAS Makassar memutuskan untuk mengambil alih tanggung jawab dan membangun sebuah rumah yang layak dan nyaman bagi keluarga Irwan Sidding yang sejak 2019 menjadi marbot di masjid ICMI tersebut. Ini adalah bagian dari program pemberdayaan dan bantuan sosial BAZNAS yang bersumber dari dana zakat, infak, dan sedekah umat.

Tepat pada 30 Juli 2025, dipimpin Ketua BAZNAS Kota Makassar, HM.Ashar Tamanggong langsung memimpin pembongkaran rumah itu.

Dan, hanya dalam tempo sembilan hari rumah yang dulunya sudah termakan usi, kini berubah wajah, menjadi rumah mungil namun kokoh. Berdinding bata ringan, berplester rapi. Dua kamar, WC dan kamar mandi, dan lainnya. Warna catnya pun cerah-– sesuatu yang selama ini hanya bisa diimpikan menjadi kenyataan.

Saat peresmian oleh Walikota Makassar diwakili Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Makassar, Dr. Mahyuddin,S.STP,M.AP, wajah Irwan Sidding dan istrinya begitu sumringah.

Di sela sela sambutannya, Mahyuddin menuangkan pernyataan yang bukan sekadar retorika, melainkan sebuah visi konkrit tentang pembangunan perumahan, kaitanya dengan gagasan pemerintah pusat yang akan mendirikan 3 juta rumah bagi penduduk kurang mampu di seluruh Indonesia.

“Kita saksian sendiri, apa yang dilakukan BAZNAS Kota Makassar hari ini, merupakan salah satu sporting untuk mendukung program pemerintah pusat tersebut. Program ini bukan sekadar janji, melainkan sebuah inisiatif yang telah diresmikan pada hari ini (rumah marabot), menjadi bukti kuat bagaimana kolaborasi yang baik dengan BAZNAS Kota Makassar dapat menghadirkan dampak positif. Rumah ini menjadi pilar baru pemiliknya yang selama ini berjuang, akan tempat tinggal yang layak,” ujarnya.

Pada kegiatan yang dihadiri Kabag Kesra Kota Makassar (Muh.Syarief ), Anggota DPRD Kota Makasar (H.Meinsani Kecca), Ketua BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan (Dr.H.M.Kidri Alwi), Ketua BAZNAS Maros (Dr.Ashar Taufik), Camat Biringkanaya (Juliaman), Kapolres Biringkanaya, Lurah Daya (NurAlam), dan undangan lainnya, Mahyuddin mengakui,  BAZNAS Makassar telah membiaskan keunggulan kinerjanya dengan begitu baik, dan sempurna ke seluruh wilayah di Ibukota Sulawesi Selatan ini. Utamanya, kaitanya dengan bantuan perumahan bagi mustahik yang betul betul membutuhkan.

BAZNAS Makassar, jelas mantan Camat Biringkanaya ini, telah melakukan apa yang disebut ‘Backlog’, atau istilah yang merujuk pada selisih antara kebutuhan rumah berdasarkan jumlah penduduk dan ketersediaan rumah yang ada.  Apalagi, Makassar masih berada pada posisi 92.864 kebutuhan rumah. Sementara, berdasarkan data dinas yang dipimpinnya, masih ada sekitaran 12 ribu rumah yang akan dibangun.

 ‘Kami dari Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Makassar sudah mengetahui persis geliat BAZNAS Makassar selama ini. Kerjanya sungguh mulia. Tahun 2023 lalu misalnya, BAZNAS memberikan dukungan besar membangun rumah rumah kumuh di Kelurahan Bontorannu, Kecamatan Mariso. Puluhan rumah dibangun, sekaligus menjadikan kawasan kumuh tersebut menjadi lebih bagus,” tuturnya.

Di bagian lain, Mahyuddin mengemukakan, kesemua program BAZNAS Makassar tidak terlepas dari  dukungan masyarakat muslim, utamanya para ASN dan guru guru di kota yang kini dipimpin Walikota Munafri Arifuddin dan Wakil Walikota Aliyah Mustika Ilham ini.

Sementara baik Ketua BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan (Dr.dr.H.Muh.Kidri Alwi), maupun Ketua BAZNAS Makassar (Dr.HM.Ashar Tamanggong sama sama mengatakan, Rabu hari ini masyarakat menyaksikan sebuah momen yang sangat berarti. Bukan sekadar meresmikan sebuah bangunan fisik, melainkan meresmikan sebuah harapan, sebuah martabat, dan sebuah wujud nyata dari kepedulian ummat secara bersama sama.

Disinilah pentingnya solidaritas sosial dan peran zakat dalam menyejahterakan umat. Keduanya juga memuji ketulusan dan pengabdian Irwan Sidding yang tak kenal lelah menjaga kebersihan dan kehidmatan masjid.

HM.Ashar Tamanggong mengatakan, Irwan Sidding adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Jerih payahnya mungkin tak terlihat di mata banyak orang, namun di hadapan Allah dan di hati BAZNAS Makassar, pengabdiannya sungguh MULIA.

“Rumah ini adalah bentuk penghargaan kecil kami, wujud amanah dari dana zakat umat yang disalurkan melalui Baznas, untuk memastikan beliau dapat beristirahat dengan layak setelah puluhan tahun mengabdi.”

Mendengar pernyataan Ashar Tamanggong, air mata Irwan Sidding, termasuk istrinya mulai menetes. Bukan air mata kesedihan, melainkan haru yang meluap-luap.

 “Kata-kata Ketua BAZNAS Makassar tadi seolah merobek kepasrahan yang selama ini membalut hati saya.  Saya tidak pernah menyangka, di sisa usia kami berdua, akan mendapat anugerah sebesar ini,” urai istri Irwan Sidding.

Atas nama Walikota Makassar, Mahyuddin didampingi Ketua BAZNAS Provinsi, Ketua BAZNAS Makassar, anggota DPRD Makassar, dan disaksikan begitu banyak pasang mata menyerahkan kunci rumah, sekaligus pengguntingan pita.

Pergelangan Irwan terlihat bergetar saat menerima kunci. Ia hampir tak bisa bicara, hanya menunduk ke dalam, isyarat komat-kamit melafazkan terima kasih. Doa-doa yang tulus meluncur dari bibirnya, memuji kebesaran Allah, bersyukur atas kebaikan yang tak tersampaikan ini.

Dengan langkah pelan namun pasti, Irwan Sidding melangkah menuju pintu rumah barunya. Dia melangkah masuk, melirik ke setiap sudut. Ruang tamu yang mungil tapi terang, kamar tidur yang sederhana namun nyaman, dan kamar mandi yang bersih, lengkap dengan kloset dan keran air mengalir.

Di hari bahagia itu pula, Irwan Sidding dan istri juga mendapat hadiah dari Kepala Dinas Perumahan Kota Makassar yakni tempat tidur. Sementara kursi tamu dihadiahkan oleh anggota DPRD Kota Makassar (H.Meinsani Kecca). Bukan hanya itu, sisa sumbangan dari warga sekitar juga dipakai untuk membeli spancer.

Wakil Ketua IV BAZNAS, H.Jurlan Em Saho’as, berbisik, Irwan Sidding akan tertidur lebih nyenyak, doanya akan lebih khusyuk, dan pengabdiannya kepada Allah dan umat akan terus berlanjut, dengan hati yang semakin lapang dan penuh syukur.

H.Jurlan menambahkian, di tengah hiruk pikuk kehidupan, seringkali kita melupakan sosok-sosok yang berjasa menjaga denyut nadi spiritual marbot masjid. Mereka adalah tangan-tangan tak terlihat yang memastikan masjid selalu bersih, rapi, adzan berkumandang tepat waktu, dan setiap jamaah merasa nyaman beribadah. Pekerjaan mereka seringkali diemban dengan penuh keikhlasan, tanpa gaji besar, bahkan terkadang tanpa hunian yang layak. (din pattisahusiwa/tim media baznas makassar)

BAGIKAN
Berita sebelumyaSebelum Diresmikan Walikota, Waka IV BAZNAS Tinjau Rumah Layak Huni BAZNAS
Berita berikutnyaRahman Rumadai sebut Kehadiran Walikota di Syukuran 15 Tahun K-Apel karena Panggilan Hati
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here