Maros, Inspirasimakassar.id:

Pemerintah yang kuat tidak selalu ditentukan oleh besarnya anggaran yang dimiliki. Pemerintah yang kuat juga bergantung pada efektivitas pengelolaan anggaran, efisiensi dalam penggunaan sumber daya, serta kemampuan untuk merespons perubahan dan tantangan. Di Kabupaten Maros misalnya.

Di tengah tekanan efisiensi anggaran akibat penyesuaian fiskal nasional, Bupati Maros Chaidir Syam dan Wakil Bupati Muetazim Mansyur tetap berbesar hati. Keduanya malah mengatakan, pemerintahan yang kuat bukan ditentukan besarnya anggaran, melainkan kejelasan arah dan komitmen dan realisasi dari janji janji politik.

Karena itu, memasuki hari ke-100 masa kepemimpinan di kabupaten yang berbatasan dengan Kota Makassar, Kabupaten Bone, dan Kabupaten Pangkep itu baik Chaidir Syam, maupun Muetazim Mansyur mulai menunjukkan capaian strategis yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Sebut saja, sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur hingga pemberdayaan ekonomi dan penanganan isu-isu krusial seperti stunting dan narkoba.

Keberhasilan 100 hari kerja ini bukan sekadar kerja administratif. Chaidir menekankan bahwa sinergi antara dirinya dan Muetazim menjadi kunci keberhasilan. Ia merasa didukung penuh oleh wakilnya dalam setiap agenda penting.

Bupati Chaidir Syam mengakui, pendidikan tetap menjadi pilar utama pembangunan Maros. Dalam 100 hari pertama, Pemkab Maros telah merealisasikan program perbaikan sanitasi sekolah dan distribusi alat peraga pembelajaran. Selain itu, program seragam sekolah gratis tengah dalam proses pengadaan, sebagai bagian dari komitmen memberikan akses pendidikan yang layak sejak dini.

Di sektor pendidikan, beberapa langkah percepatan telah dilakukan, termasuk perbaikan sanitasi sekolah dan pembagian alat peraga pembelajaran. Saat ini juga tengah dilakukan pengadaan seragam untuk siswa-siswi,” ujar Chaidir, Selasa, 3 Juni 2025.

Kemudian di sektor kesehatan, terobosan juga dilakukan dengan penambahan 11 unit ambulans yang tersebar hingga ke wilayah terpencil. RSUD Tipe D Camba pun tengah dalam proses perizinan operasional setelah visitasi awal.

Untuk mengantisipasi ancaman banjir yang kerap terjadi, Pemkab Maros menggandeng Balai Pompengan Jeneberang untuk proyek normalisasi sungai. Sungai Pamelakang Jene menjadi titik awal, sebagai bagian dari solusi jangka panjang untuk pengendalian bencana dan perbaikan kualitas lingkungan.

Di sisi lain, Chaidir Syam dan Muetazim Mansyur memiliki komitmen begitu kuat terhadap program prioritas nasional ditunjukkan lewat penguatan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG). Saat ini, tiga dapur SPPG telah aktif beroperasi, dan beberapa lainnya segera menyusul. Di sektor pendidikan nonformal, dua lokasi telah diajukan ke pemerintah pusat untuk dijadikan Sekolah Rakyat.

Termasuk inisiasi Koperasi Merah Putih, Pemkab Maros mulai menggerakkan ekonomi rakyat. Legalitas koperasi ini sudah mencapai 50 persen dan menjangkau seluruh desa dan kelurahan.

Perhatian lainnya juga terhadap penanganan stunting, pengangguran, hingga narkoba. Baik bupati maupun wakil bupati juga memainkan peran sentral sebagai koordinator lintas sektor dalam menangani isu-isu strategis. Penanggulangan stunting, kemiskinan ekstrem, dan penyalahgunaan narkoba menjadi prioritas utama dalam program sosial pemerintah daerah. (titi)

BAGIKAN
Berita sebelumyaChaidir Lantik Pejabat Fungsional Pemkab Maros
Berita berikutnyaLusa Shalat Idul Adha, BAZNAS Makassar Siapkan Celengan di Karebosi
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here