Maros, Inspirasimakassar.id:

Maros di usia ke-66 tahun yang diperingati pada 3 Juli  2025, tidak sekadar upacara serimoni semata, namun sekaligus menjadi penanda yang baik menuju era keemasan yang dicita citakan. Apalagi, di hari menyejarah itu, diluncurkannya inisiatif strategi bertajuk “Gau Maraja”.

Gau Maraja diproyeksikan sebagai langkah progresif yang akan membawa kabupaten yang diapit Kota Makassar, Kabupaten Bone, dan Kabupaten Pangkep ini menuju masa depan yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing.

Meski bernuasa lokal, namun Gau Maraja sendiri diinisiasi sebagai sebuah gerakan kolaboratif berskala besar, yang mencakup berbagai aspek pembangunan. “Gau Maraja” diharapkan mampu merefleksikan semangat kebersamaan dan kebesaran cita-cita masyarakat di kabupaten yang kini dipimpin Chadir Syam dan Muetazim Mansyur ini.

Menteri Kebudayaan, Dr. H. Fadli Zon, yang hadir bersama Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi bersma pejabat penting di daerah ini saat  membuka Festival Gau Maraja, mengapresiasi inisiatif pelestarian budaya yang digagas Pemerintah Kabupaten Maros.

Politisi Partai Gerakan Indonesia, atau Gerindra itu mengakui, Festival Gau Maraja menjadi sinergi antara budaya, alam, dan partisipasi generasi muda menjadi kekuatan baru dalam menjaga identitas bangsa.

“Leang-Leang sebagai Taman Arkeologi memegang peranan penting dalam mendukung identitas Indonesia sebagai negara megadiversity. Kita harus merawat nilai-nilai budaya, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan akarnya,” ujar Fadli Zon.

Pernyataan senada dikemukakan Fatmawati Rusdi. Di sela sela membuka secara resmi Festival Gau Maraja yang berlangsung di Lapangan Pallantikang, Kamis, 3 Juli 2025, mantan Wakil Walikota Makasar era Moh.Ramdhan Pomanto itu dia sekaligus mengapresiasi pencapaian Kabupaten Maros dalam berbagai sektor.

Misalnya, penghargaan Paritrana Award, yang merupakan prestasi di bidang jaminan sosial ketenagakerjaan hingga indeks literasi daerah. Ia menegaskan komitmen Pemprov Sulsel dalam mendukung pembangunan Maros melalui berbagai program lintas sektor.

“Kami telah mengalokasikan Rp1,4 triliun untuk program-program prioritas yang berdampak langsung pada masyarakat Sulawesi Selatan, termasuk Maros. Kami ingin memastikan pembangunan berjalan inklusif, berkelanjutan, dan berpihak pada kesejahteraan rakyat,” urainya.

Di bagian lain, Fatmawati Rusdi juga menyampaikan ucapan selamat kepada Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Maros atas hari jadinya. Meski demikian, ia menekankan bahwa, peringatan hari jadi bukan sekedar seremoni tahunan, melainkan sebuah momentum reflektif untuk menata masa depan daerah secara lebih inklusif dan berkarakter.

“Peluncuran Gau Maraja adalah langkah progresif. Ini mencerminkan semangat gotong royong, keberanian, dan kolaborasi membangun daerah dari desa ke kota, dari pinggiran ke pusat. Program ini menjadi jembatan antara warisan budaya dan modernitas, sekaligus memperkuat ekonomi lokal dan mempersatukan masyarakat dalam semangat pembangunan,” jelasnya.

Tak kalah menariknya, Bupati Maros, Chaidir Syam, juga menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai budaya dan adat istiadat sebagai warisan kemanusiaan.

Kepada tamunya, baik Menteri Kebudayaan, maupun Wakil Gubernur Sulsel,  pejabat penting, dan seluruh hadirin yang hadir di momen menyejarah itu, bupati dua periode yang juga mantan Ketua DPRD Maros itu menyampaikan Selamat datang di tanah yang merawat nilai kemanusiaan dalam adat istiadatnya. Tanah yang mendewakan tamu dan menghargai siapa saja yang datang.

Seperti diketahui, di acara Gau Maraja, juga menampilkan berbagai atraksi seni tradisional, pameran Bilah Pusaka Nusantara, serta lokakarya edukasi budaya. Di acara itu, ratusan pelajar turut tampil dalam pertunjukan kolosal seperti Tari Pepeka ri Makka, silat tradisional, dan tari kolosal khas Maros yang memukau ribuan pengunjung.

Bagi banyak kalangan, Gau Maraja di Hari Jadi Kabupaten Maros 2025 dianggap progresif karena beberapa alasan mendasar. Pertama, Visi Jangka Panjang. Dimana, Gau Maraja bukan sekadar program populis jangka pendek, melainkan sebuah visi pembangunan komprehensif yang dirancang untuk mengatasi tantangan masa kini dan mempersiapkan Maros menghadapi masa depan.

Kedua, keterlibatan multi-sektor. Dimana, inisiatif ini tidak hanya melibatkan pemerintah daerah, tetapi juga akademisi, sektor swasta, komunitas, dan seluruh lapisan masyarakat, menciptakan sinergi yang kuat untuk mencapai tujuan bersama.

Ketiga, fokus pada keberlanjutan, dimana, dengan penekanan pada pembangunan berkelanjutan, Gau Maraja berusaha memastikan bahwa kemajuan yang dicapai hari ini tidak mengorbankan potensi generasi mendatang. Sekaligus, mengadopsi pendekatan inovatif dan adaptif terhadap perubahan global, Gau Maraja mempersiapkan Maros untuk menjadi daerah yang tangguh dan kompetitif.

Dan, tentunya tidak ketinggalan, Gau Maraja berupaya menggali dan mengoptimalkan seluruh potensi yang dimiliki Kabupaten Maros, mulai dari sumber daya alam, kebudayaan, hingga sumber daya manusia. Mengangkat kembali nilai-nilai luhur dan kekayaan budaya Maros, serta menjadikannya daya tarik pariwisata yang kuat. (titi)

BAGIKAN
Berita sebelumyaBupati Barru Terima Rombongan IKA SMANSA 80
Berita berikutnyaSekda-BAZNAS Perkuat Strategi Pengumpulan ZIS bagi ASN Muslim
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here