Maros, Inspirasimakassar.id:

Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, atau Paskibraka memiliki tugas utamanya untuk mengibarkan dan menurunkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota (Kantor Bupati/Wali Kota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana Merdeka). Anggotanya berasal dari pelajar SMA Sederajat kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus.

Khusus di Kabupaten Maros, relatif tidak ada masalah berarti dalam persiapan 72 anggota Paskibraka. Para pelajar tingkat SMA itu diperlakukan baik dan bebas menjalankan kepercayaan masing-masing. Bahkan pada pengukuhan di Gedung Serbaguna, Jumat, 16 Agustus 2024, ada kabar bahagia lagi.

Bupati Maros, Chaidir Syam mengemukakan, pihak Pemkab Maros telah menyediakan bonus bagi 72 pasukan yang bertugas dalam upacara sakral besok, Sabtu, 17 Agustus 2024.

Para Paskibraka Maros ini telah menjalani masa latihan dan karantina kurang lebih satu bulan.Pada acara pengukuhan, 72 anggota Paskibraka hadir dengan formasi lengkap. Ada pasukan 17, 8, dan 45. Selain pembelajaran baris-berbaris juga mereka belajar kepemimpinan untuk mereka agar bisa berlaku disiplin dan mematuhi etika untuk capacity building.

Mantan Ketua DPRD Maros tersebut mengucapkan terima kasih kepada para pembina, pelatih, TNI, Polri, dan PPI (Purna Paskibraka Indonesia) yang telah terlibat selama pelatihan dan karantina para anggota Paskibraka.

Chaidir Syam berharap, dengan latihan yang selama ini dilakukan, mampu terbayarkan dengan hasil yang baik pada upacara nanti.

Seperti diketahui, gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946, pada saat ibukota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta. Memperingati HUT Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-1, Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air, karena mereka adalah generasi penerus perjuangan bangsa yang bertugas. (din)

BAGIKAN
Berita sebelumyaPeringati Hari Kemerdekaan, Warga Binaan di Maros Dapat Remisi
Berita berikutnyaMomen HUT RI ke – 79, Pj. Bupati Serahkan Penghargaan SKS Kepada ASN Bertugas Selama 30, 20 dan 10 Tahun
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here