H.Chairuddin Hanna (songkok putih), H.Ashar Tamanggong

Makassar, Inspirasimakassar.com: Warga Kabupaten Maros,  yang juga pengusaha di  Merauke—ibukota Provinsi Papua Selatan, H.Chairuddin Hanna, menyerahkan zakat fitrah ke Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar. Zakat fitrah untuk 203 orang itu diserahkan langsung ayah dua orang anak itu kepada Ketua BAZNAS Makassar, H.Ashar Tamanggong, di kediaman pribadinya, di Bulu Bulu–perbatasan Maros, Kamis, 20 April sore hari ini.

 H.Chairuddin Hanna mengemukakan, pilihan menyalurkan zakat keluarganya dan seluruh karyawannya di Merauke, lantaran lembaga amil yang beralamat di Jalan Teduh Bersinar nomor  5 Rappocini, Kota Makassar itu selain benar benar amanah dan terpercaya, program kerjanya  pun menyentuh mustahik secara langsung, atau penyalurannya tepat sasaran.

“Saya meyakini betul, BAZNAS Makassar benar benar terpercaya. BAZNAS Kota Makassar sudah dikenal luas, hingga di Merauke, tempat saya berusaha di sana. Bukan hanya itu, saya juga sudah mengenal betul sosok Ketua BAZNAS Kota Makassar, ustaz Ashar Tamanggong. Dalam menjalankah dakwahnya, uztas Ashar menyampaikan dengan santai, sekaligus menyentuh hati. Saya senang dengan dakwah beliau,” tuturnya di kediaman pria 62 tahun ini.

Menurutnya, BAZNAS Kota Makassar sangat beruntung memiliki ketua seperti ustaz Ashar Tamanggong.  “ Saya sangat terkesima mendengar beliau berdakwah. Sangat menyentuh.  Beliau (ketua BAZNAS Makassar) itu bersahaja, makanya  sejak awal saya berniat menyalurkan zakat keluarga saya, dan zakat karyawan saya di Merauke ke BAZNAS Kota Makassar,”  ujarnya,  seraya mengakui saat ini sedang merampungkan masjid untuk almarhumah ibunya . Masjid megah itu terletak persis di depan kediamannya.

Terpisah,  Ketua  BAZNAS Kota Makassar, HM. Ashar Tamanggong menambahkan, H.Chairuddin pertama kali mengenal dirinya melalui  broadcasting (penyiaran) di  radio Gamasi. Lama kelamaan,baru ketemu muka  baik di Merauke, maupun di Maros.

“Terrnyata  Pak Haji Chairuddin itu orangnya cukup bersahaja, Beliau orang baik, dan cukup ramah,” ujar ATM-sapaan akarab Ketua Lmbaga Dakwah NU Kota Makassar ini.

Menurutnya, lembaga pemerintah nonstruktural yang dipimpinnya bersama AhmadTaslim, H.Jurlan Em Saho’as, dan wasapada Santing (Wakil Ketua I, II ,III) tersebut menyambut baik zakat fitrah yang diserahkan H,.Chairuddin Hanna.

“Persoalan zakat, dari manapun yang diamanahkan ke BAZNAS Makassar kami siap terima. Selain dari Kabupaten Maros, dan merauke, zakat zakat yang diterima BAZNAS Makassar juga berdatangan dari berbagai kabupaten dan kota di Indonesia. Zakat zakat ini, sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri sudah selesai terbagi kepada mereka yang benar benar berhak menerima,” ujarnya didampingi Kepala Pelaksana BAZNAS Kota Makassar, H.Arifuddin, serta empat staf pelaksana masing masing Asrijal Syahruddin, Ahmad Kamsir, Muh Irfan, serta Syarifuddin Pattisahusiwa.

ATM  mengatakan, seluruh zakat yang diterima BAZNAS Kota Maklassar, hingga Kamis petang hari ini,  jumlahnya cukjup besar. Baik zakat fitrah, maupun zakat mal. Zakat fitra berupa uang jumlannya mendekati  Rp100 juta. Sedangkan zakat berupa beras demikiian banyak. Sementara zakat mal lebih besar lagi.

“Zakat mal yang diserahkan ke BAZNAS Makassar per orang ada yang mencapai angka hingga mendekati  Rp100 juta.  Secara kuatitas zakat mal tahun ini terbilang besar.  Dan, perlu diimgat, seluruh zakat yang  diterima BAZNAS akan disalurkan sesuai delapan asnap, atau delapan golongan penerima, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an,” urainya.

Masjid yang baru dibangun

Menyinggung ke delapan asnap seperti termaktub dalam Al-Qur’an, demikian ATM yakni, Fakir– orang-orang yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup. Miskin– orang-orang yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup.

Termasuk  Amil– orag-orang yang mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, Mu’allaf– orang-orang yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menguatkan dalam tauhid dan syariah. Hamba sahaya– Budak yang ingin memerdekakan dirinya. Gharimin– orang-orang yang berhutang untuk kebutuhan hidup dalam mempertahankan jiwa dan izzahnya. Fisabilillah– orang-orang yang berjuang di jalan Allah dalam bentuk kegiatan dakwah, jihad dan sebagainya, serta Ibnu Sabil adalah orang-orang yang kehabisan biaya di perjalanan dalam ketaatan kepada Allah. (din pattisahusiwa)

BAGIKAN
Berita sebelumyaPSI Bagi 1.000 Paket Buka Puasa, Pertigaan Jalan Dangko-Abdul Kadir
Berita berikutnyaDosen Akuntansi UNUSIA Dorong KPK & PPATK Audit Investigasi PSSI & PT LIB
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here