Kadis Pendidikan Kota Makassar bersama Komisioner BAZNAS Kota Makassar (kemeja putih)

Makassar, Inspirasimakassar.com:

Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pendidikan Kota Makassar menyambut baik gagasan  Walikota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Makassar,  menjadikan Makassar sebagai Kota Zakat. Kedua kepala dinas lingkup Pemkot Makassar inipun meminta BAZNAS segera melakukan sosialisasi kepada seluruh jajaran staf di kedua dinas tersebut.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Makassar, Muh Rheza, mengaku seluruh pejabat dan staf lingkup dinas yang berkantor di lantai enam gedung Tower Balaikota itu siap berzakat setiap bulannya.

“Tentunya, kami menyambut baik gagasan Bapak Walikota Makassar dan BAZNAS Makassar menjadikan Makassar sebagai Kota Zakat. Karena, tentunya dengan zakat akan membersihkan seluruh pendapatan yang diterima setiap bulan,” ujarnya.

Kadis Ketahanan Pangan Muh Rheza

Muh Rheza  menambahkan, sebagai aparatur negara yang baik, selain mengamankan kebijakan, gagasan, dan ide ide  pimpinan (walikota). Apalagi, sebagai ummat beragama wajib hukumnya menjalankan perintah, salah satunya membayar zakat pendapatan.

Hal senada dikemukakan Kepada Dinas Pendidikan Kota Makassar, H.Muhyiddin. Di ruang kerjanya, saat menerima komisioner BAZNAS Kota Makassar, yakni, H.Ashar Tamanggong, Ahmad Taslim, H.Jurlan Em Saho’as, dan Waspada Santing, Senin, 31 Januari 2022, ia mengemukakan sesegera mungkin menyampaikan kepada seluruh ASN lingkup dinas yang dipimpinnya agar menyiapkan diri berzakat setiap bulan.

Kadis Pendidikan Kota Makassar, H.Muhyiddin

Baik di Dinas Ketahanan Pangan, maupun Dinas Pendidikan, H.Ashar Tamanggong mengurai banyak hal menyangkut zakat. Termasuk menjelaskan UU no 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat , infak, dan sadakah. UU tersebut bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

Menyoal Makassar sebagai Kota Zakat, Ashar mengaku, untuk menuju ke kota zakat itu, salah satu syaratnya adalah, seluruh ASN di Makassar harus berzakat. Jadi, zakat itu bukan hanya menjelang Ramadhan saja, melainkan setiap saat, atau ketika penerimaan gaji. Besaran zakat setiap orang adalah 2,5 persen dari pendapatan.

Zakat yang dimaksud, demikian ketua dewan dakwah NU Kota Makassar ini  dikeluarkan dari hasil barang yang dimiliki, disimpan, atau dikuasai.

Ketua BAZNAS dan Kadis Pendidikan

“Pemiliknya, wajib mengeluarkan zakat apabila telah mencapai batas minimum berzakat (nisab) dan kepemilikan selama setahun. Seluruh zakat mal tersebut disetor ke baznas. Dari situ lembaga pemerintah nonstruktural ini dapat mengangkat ekonomi kaum dhuafa menjadi kuat, dan Insya Allah ummat mempunyai ketahanan dan ketangguhan menghadapi masalah di kemudian hari. Islam yang rahmatan lil alamin,”tambahnya.

Menurutnya, kaum dhuafa yang dibidik BAZNAS tentu erat kainnya dengan delapan golongan atau asnaf. Yakni, fakir, miskin, riqab atau biasa disebut sebagai hamba sahaya, gharim– orang yang memiliki hutang dan kesulitan melunasinya, mualaf, yaitu orang yang baru memeluk agama Islam untuk merasakan solidaritas. Termasuk, fiisabilillah– pejuang agama Islam, ibnu sabil– orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan jauh, serta amil– orang yang menyalurkan zakat. (din pattisahusiwa)

BAGIKAN
Berita sebelumyaBAZNAS Terima Zakat Rp155 Juta dari Hj.Andi Maryam Anis Kama
Berita berikutnyaMiliki JKN-KIS, FITRIANI MENIKMATI PERSALINAN secara Sesar DENGAN TENANG
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here