
Makassar, Inspirasimakassar.com:
Sunat, atau khitan, bagi laki-laki adalah wajib. Pasalnya, sunat merupakan aktivitas pengangkatan preputium, atau kulit yang menutup kulup penis. Selain diwajibkan dari sisi syariat agama Islam, ternyata dari sisi medis banyak manfaat yang bisa didapatkan orang yang menjalani proses sunat. Misalnya, mengurangi risiko infeksi penyakit seksual menular seperti human papilloma virus (HPV) dan penyakit seksual menular seperti herpes atau sifilis.
Pengurus Masjid Babussalam, menggelar khitanan massal gratis. Sebanyak 60 anak kaum dhuafa, di antaranya 10 anak beragama Kristen juga ikut dalam khitanan yang berlangsung di masjid yang berlokasi di Jalan Borong Raya, No 77 Antang, Kecamatan Manggala, Sabtu, 30 Oktober 2021.
Khitanan massal ini merupakan kerjasama dengan Pengurus Masjid Babussalam dengan Fakultas Kedokteran UMI Makassar, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Makassar.

Amirullah, Bagian Dakwah, Masjid Babussalam mengakui, khitanan massal berlangsung selama dua hari (Sabtu-Ahad/30-31 Oktober, 2021. Tenaga medis yang diturunkan sebanyak 50 orang dari Fakultas Kedokteran UMI Makassar.
Menurutnya, khitanan massal kali ini, juga diikutkan sepuluh orang non muslim. “Jadi kami juga merasa bersyukur, karena kali ini ada 10 anak dari non muslim, yang bertempat tinggal di sekitaran masjid juga mendaftar untuk disunat. Kami juga pernah melakukan sunatan massal sebelum covid lalu, ada dua anak non muslim juga ikut disunat,” ujarnya, seraya menambahkan, sunatan massal kali ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Empat orang tua dari kalangan non muslim yang anaknnya ikut disunat mengaku, anak anak mereka sangat kepingin untuk disunat. Salah seorang ibu asal Mamassa Sulawesi Barat mengaku anaknnya sendiri yang memintanya untuk didaftar sebagai salah seorang peserta. “Selain anak saya setuju, saya juga setuju untuk disunat anak saya,” tuturnya.

Pernyataan senada dikemukakan ibu dari Daniel. Perempuan asal Toraja ini sangat kepingin anaknya disunat. Daniel sendiri umurnya 11 tahun, dan kini duduk di bangku Sekolah Dasar di Tello. “Anak saya yang meminta untuk diantarkan ke masjid ini untuk disunat. Sunat sangat bermanfaat bagi kesehatan anak,”ujarnya menjawab pertanyaan tim Baznas Makassar (Sudirman, Achmad Gunawan, dan Din Pattisahusiwa).
Laurensia pun tak ketinggalan memanfaatkan momen sunatan massal tersebut. Atas permintaan anaknya (Immanuel-14 tahun), dia kemudian mengantarnya untuk di sunat. Perempuan 45 tahunan asal Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) ini mengaku anaknya di sunat untuk kesehatan. Begitu pula Martina Tukan. Perempuan setengah baya asal dari NTT ini juga mengaku mengantar anaknnya untuk disunat atas permintaan sendiri. “Anak saya yang meminta sendiri untuk disunat. Sunat itu agar menjaga kesehatan,” tuturnya.

Menyinggung sunatan massal, Ketua Baznas Kota Makassar, Ashar Tamanggong mengemukakan, lembaga pemerintah nonstruktural ini sangat konsern terhadap program pemberdayaan ummat, sekaligus dekat dengan kaum dhuafa.
Ashar Tamanggong yang juga Dirut PT Saudi Amanah Wisata Umrah dan haji Plus ini menambahkan, hingga akhir Desember tahun ini, pihaknya melakukan sunatan bagi 500 kaum dhuafa, atau golongan berkategori kurang mampu.

Ketua Senat Fakultas Tarbiyah UMI Makassar tahun 1997 ini menambahkan, tahun depan, badan yang dipimpinnya juga akan melakukan program yang sama. Targetnya 500 hingga 1000 anak. Tergantung dari semakin banyak donasi yang masuk ke Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) Baznas Kota Makassar. (nyong)