Kabar meninggalnya Bung Yopie Papilaya saya baca di Face book (FB). Saya seakan tak percaya ‘kepergian’ rekan, saudara, sahabat baik itu  yang begitu cepat (lahir 26 Januari 1962). Makanya, untuk meyakinkan kebenaran berita itu, saya bergegas membuka Grup WA Masaga Sulsel. Ternyata sama. Bung Yopi telah pergi untuk selamanya, pada hari baik, Jumat, 13 Agustus, tepat pukul 09.35 Wita.

Dalam petunjuk di Grup WA Masaga Sulsel, ada ibadah pelepasan dan pemakaman yang dilakukan hari Sabtu, 14 Agustus 2021, pukul 12.00 Wita. Ibadah ini dilakukan secara langsung melalui Zoom Meeting. Ketua  Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Masaga Sulsel, Bung Arfand Bachtiar menjapri saya, sekaligus memberitahu, jika almarhum dikebumikan di Pekuburan Pannara. Saya pun bergeras ke sana dan menunggu sekitar 20 menit.

Hadir dalam proses pemakaman, selain pengurus Masaga Sulsel, ada pula Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Sulsel—Bung Hans Paljama, sesepuh dan warga Maluku, rekan rekan dan keluarga almarhum.

Di sela sela prosesi pemakaman, keluarga almarhum, utamanya anak anak tak bisa menahan haru. Air mata terus menetes, saat jenazah pelan pelan dimasukan ke liang lahat, diselingi doa pendeta.

Bung Arfand Bachtiar di lokasi penguburan mengaku, baik pribadi, maupun organisasi MASAGA merasa sangat kehilangan.

 “Masaga Sulsel sangat kehilangan. Almarhum orang baik. Dia tegas, tapi santun. Dia banyak membantu Masaga Sulsel. Apapun yang akan diperbuat untuk kemajuan Masaga, beliau langsung turun lapangan. Selamat jalan Bung Yopie. Selamat Jalan Panglima Masaga Sulsel. Semoga tuhan menerima seluruh amal baik-mu. Dan untuk keluarga yang ditinggalkan, tetap tabah menerima cobaan ini. Keluarga tetap tegar. Aamin,” tuturnya, sambil menyeka air mata.

Saya mengenal Bung Yopi, awal tahun 2000-an di Harian Pedoman Rakyat. Kami biasa bertemu di lantai dasar, pas di pos satpam. Sesekali kami berduaan pulang naik petepete—kebetulan saat itu, saya kos di Jalan Baji Daka, Cenderawasih Ujung. Di atas Petepete, sesekali dia menceriterakan keluarga, sekaligus pekerjaannya.

Kami juga sering bertemu, di detik detik terakhir Harian Pedoman Rakyat berhenti terbit, tepat pada  2 Oktober 2007. Saat itu, sesekali  Bung Yopie berada di tengah tengah karyawan Pedoman yang menuntut hak haknya.

Menjelang beberapa tahun, tiba tiba kami bertemu di suatu malam di Jalan Kakatua II. Malam itu ada hajatan keluarga Saimima, Bung Yopie juga hadir. Kami berdua pun bersenda gurau, hingga acara selesai. Pertemuan lainnya, biasanya di Warkop baik  bersama  Ketua Masaga Sulsel, maupun Sekretaris masaga Sulsel Bung Mahfud Wael. 

Lama tak jumpa, tiba tiba saya ditelp. Setelah menanyakan keadaan, Bung Yopie juga menjelaskan kehadiran Masaga (Maluku Satu Gandong)—organisasi baru yang menghimpun pemuda-pemudi Maluku baik Islam maupun Kristen.  “Bung Nyong, beta ajak bung masuk ke Masaga ya,” harap Bung Yopie ketika itu. Saya pun meng-iya-kan.

Kami pun bertemu pada acara Family Gathering di Pantai Wisata Bosowa, Kecamatan Tamalate, Makassar, Sabtu, 18 Januari 2020. Family Gathering dihadiri Ketua Masaga Sulawesi Selatan, Bung Arfand Bachtiar didampingi Mahfud Wael (Sekretaris), dan pengurus Masaga lainnya. Usai acara, dilanjutkan makan patita—makan bersama.

Sekadar diketahui, awal mulanya kehadiran Masaga di Sulawesi Selatan, saat sejumlah pemuda asal Maluku di Makassar Bung Yopie T Papilaya,  Arfan Bachtiar , Mahfud Wael, Bin Sangaji, Djabir Samet bertemu di Cafe Ininawa, Jalan Jenderal Sudirman, pada 28 Agustus 2019.

Mereka kemudian berkoordinasi  dan meminta petunjuk dari Pengurus Pusat Masaga, yakni  Bung David Andi S Sangaji (Sekretaris Jenderal). Masaga kemudian hadir di Sulsel, setelah Pengurus Pusat mengeluarkan mandat kepada  tiga  orang masing-masing Arfand Bachtiar, Mahfud Wael, dan Yopie  T Papilaya,” ujarnya seraya menambahkan,  ketiga nama tersebut berdasarkan surat mandat bernomor 011/DPP/MSG/SM/IX2019.

Berpegang  kepada mandat tersebut, maka pada Desember 2019 Masaga menerima SK dari DPP dengan nomor SK 035/DPP/MSG/XII/2019.  Dalam lampiran SK tersebut tercatat  struktur organisasi Masaga daerah Sulsel masing-masing Ketua : Arfand Bachtiar, wakil ketua masing-masing C.E Iwan Rieuwpassa, Harold Marciano Musila, Max G.sahetapi, dan Roy David Selly. Sekretaris (Mahfud Wael) dan Muriel Prisella (Wakil Sekretaris). Bendahara (Josef Walker Rieuwpassa), dan Willibrordus Pondaag (wakil bendahara). Panglima (Yopie T Papilaya). Sekretariat di Jalan  Samiun 1 No 1,Kelurahan Baru, Kecamatan Ujungandang, Kota Makassar.

Sedangkan Masaga sendiri dideklarasikan di Jakarta , pada  22 Juni 2019. Organisasi yang bermarkas di Sekretariat  JL ITC Fatmawati  Blok B 2 No 30 Jakarta ini berazas Pancasila dan UUD 1945. Kehadiran Masaga untuk menghimpun potensi  generasi muda Maluku di seluruh persada nusantara, sekaligus  mengupayakan kesejahteraan bersama  pemerintah dalam menangani  permasalahan Hukum dan HAM, sosial  pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA).

 Masaga adalah wadah paling tepat untuk generasi muda Maluku. Wadah ini,  bukan saja untuk mempererat hubungan kerahiman, melainkan mempertebal rasa kekeluargaan di antara masyarakat  Maluku tanpa membedakan status sosial, warna kulit, dan agama.

Sejumlah kegiatan pun dilakukan Masaga Sulsel. Misalnya, disaat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Covid-19) yang berimbas pada  aktivitas ekonomi terganggu, utamanya bagi mahasiswa di perantauan. Bung Arfand Bachtiar bersama jajarannya kemudian berinisiasi membantu sembako kepada mahasiswa Maluku di Makassar, pertama pada Ahad, 17 Mei 2020. Dan kedua pada Sabtu, 6 Juni 2020. (din pattisahusiwa)

BAGIKAN
Berita sebelumyaMuscab Hipmi Kota Makassar Ditunda Pekan Depan
Berita berikutnyaRevolusi Pendidikan Jurus Jitu Danny Pomanto Tangani Problem Pendidikan Di Masa Pandemi
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here