
Makassar, Inspirasimakassar.com:
Kanker mempunyai sejarah yang sangat panjang dalam dunia medis. Pada zaman kuno sebelum masehi, pengobatan kanker sudah menggunakan operasi pengangkatan tumor, terapi panas, hingga obat-obatan herbal. Dari situ sudah terlihat bahwa kanker membuat seluruh peneliti dan dokter berusaha sangat keras untuk mencegah serta menyembuhkan penyakit mematikan ini.
Elly salah satunya. Perempuan 55 tahun ini, berlega hati setelah mendapat penjaminan penuh dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk menjalani operasi pengangkatan kanker payudara yang dideritanya.
Tak pernah menyangka sebelumnya, Elly harus menjalani operasi pengangkatan total dan menjalani kemoterapi. Semua ini berawal ketika dia merasakan ada benjolan yang tak wajar di salah satu payudaranya.
“Tidak sengaja, waktu diraba ternyata ada benjolan yang tidak seperti biasa. Cukup besar. Akhirnya saya memeriksakan diri ke dokter fasilitas kesehatan tingkat pertama. Saat itu, dokter mengatakan kemungkinan tumor jinak. Tetapi dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan ke rumah sakit,” ujarnya pada Senin, 26 April 2021.
Ada perasaan takut dan ragu untuk menerima kenyataan jika akhirnya nanti hasil pemeriksaan lanjutan justru memberikan hasil yang lebih buruk. Namun perasaan khawatir membawanya bertekad untuk mengikuti rekomendasi dokter, melakukan pemeriksaan lanjutan. Saat itu dia berbekal surat rujukan yang diberikan dokter fasilitas kesehatan tingkat pertama.
“Ketika di rumah sakit, dilakukan tes laboratorium dan hasil sudah keluar dokter mengatakan saya mengidap kanker payudara. Harus dilakukan tindakan pengangkatan total sebelum terlambat. Namanya perasaan memang tidak bisa bohong, benar saja hasil tes ternyata menyatakan saya menderita kanker,” ungkap Ibu rumah tangga ini.
Keesokan harinya dokter dan tim medis RSIA ST. Khadijah melakukan pengangkatan kanker yang bersarang di tubuhnya. Dia menjalani rawat inap lebih satu minggu, hinggamembaik. Tak sampai disitu, Elly tetap harus berjuang dengan menjalani pengobatan intensif hingga kemoterapi.
Semua proses pengobatan itu diakui Elly tanpa biaya. Karena menjadi salah satu peserta JKN-KIS segmen PBPU kelas III.
“Inilah pentingnya mempunyai BPJS Kesehatan. Sakit itu bisa datang kapan saja. Kalau orang mampu mungkin tidak bingung, kalau saya pasti sudah tidak sanggup membiayai pengobatan ini kalau tidak dibantu Program JKN-KIS dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Suami saya wirasawasta kecil, dan saya tidak bekerja hanya mengurus rumah tangga, sejak sakit saya tidak bisa lagi optimal menjalankan tugas mengurus keluarga,” ujar Elly.
Elly menyampaikan ungkapan terima kasihnya karena meski dengan iuran premi kelas III Elly dapat memperoleh pengobatan dan pelayanan Kesehatan yang sangat memuaskan, namun ia menyadari ada uluran tangan iuran peserta lain yang turut membantu biaya pengobatannya.
“Banyak yang mengandalkan BPJS untuk berobat. Harapan saya program ini tetap berlanjut dan terus memberikan kemudahan pelayanan berobat bagi yang membutuhkan,” tutup Elly. (demikian relise yang diterima inspirasimakassar.com)