
Hari ini, 5 Mei 2021, Adinda Mulawarman merilis daftar Pengurus Persatuan Sepakbola Makassar (PSM) periode 1961/1962. Sebagai salah seorang (bersama Andi Widya Syahdzwina) yang pernah menulis buku tentang PSM, saya langsung memelototi foto kliping koran yang sudah dimakan usia itu. Semula ingin mencetaknya saja, biar disimpan, tetapi saya memilih mencatatnya pada sebuah buku yang memang sudah disiapkan untuk mencatat apa saja yang dianggap penting.
Biar yang lain mengetahui dan dapat membacanya dengan jelas melalui tulisan ini, saya memuatnya secara lengkap Pengurus PSM 1961/1962 tersebut. Jika dikenang era itu bertepatan dengan saya duduk di kelas 3 SDN Kanca, desa kecil 55 di sebelah selatan Kota Bima, sekolah yang didirikan per 1 Agustus 1960 dan saya tercatat sebagai murid angkatan pertama dengan nomor stambuk 25.
Susunan Pengurus PSM 19611/962:
Ketua Kehormatan: Panglima Kodam XIV Sulselra.
Wakil Ketua I :Gubernur Sulselra
Wakil Ketua II :1. A,Pangerang.
2. Kol. A.Mattalatta
3. Mayor Pensiun Syamsuddin
4. Saleh Dg.Tompo
Anggota Kehormatan : 1. Dewa Dg.Mattari
2. Wali Kota Kota Besar Makassar (KBM)
3. Dan Korem III/Ujung Pandang
Pelindung/Komisaris Kehormatan
- Kepala Polisi Kom.Sulselra
- K.S. Kodam XIV
- Letkol AURI P.Dono Indarto
- Mayor (P) Ali Jusran
Ketua Umum : Mayor A.R.Malaka
Ketua : Sampara Dg.Lili
Wakil Ketua I : E.A.Mangindaan
Wakil Ketua II :Muhammadong
Sekretaris I :Bram Pasanea
Sekretaris I :J.Kairupan
Pembantu Umum/Sekretaris: Lettu J. Lisangan
Bendahara I : Mayor Bachtiar
Bendahara II : Syamsuddin Dg.Mangawing
Pemb,Umum Bendahara: Thoeng Hong Joe
Kom.Lapangan/Alat-Alat: Mayor Widodo
Ali Mabahan
R.V.Looy
Pemimpin Kompetisi : Kho Toang Sioe
A.Waworuntu
I Sulaeman
Komisris : Aroeppala
Drs.Amanat
: Mayor Musa Gani
Komisi XI/Teknik.Coach: E.A>Mangindaan
N. Pattinasarany
Mappakaya Dg.Sidjalling
Jo Ka Ing
Mayor J.Raib
SaElan
Komisi Kewasitan : A.H.Mustapha
Liem Jae Heng
M.Pattinasarany
Kapt.A.Sugianto
Komisi Keuangan : Thong Tok Leang
Hanoch Sitanija
Kapten Anwar Said
A.Razak
Lets. Z.A. Harun
Komisi Protes Hukum : Alimuddin Dg.Mattiro
Toeng Tiau Kiem
Idris Dg. Tajang
Insp.Pol.P.Dumalang
Seksi Kesehatan : Letkol.dr. Abdullah
Kesejahteraan : M.Natsir
Lettu Djuddawi
Syamsuddin Dg.Mangawing
Muhammadong
Kol. Kasim
Seksi Penerangan & Propaganda:
A.Hamid (Kepala RRI)
B.Pattinasarany
Ali Kamah
A.Massiara
Hasan Usman
Idrus Effendy Mulawarman juga menyertakan kliping susunan “Full Team” PSM 1961. Susunan tim PSM ini sebenarnya sama dengan komposisi ketika PSM tampil pada tahun 1959 dan merebut juara PSSI. Hanya saja pada tahun 1961, nama Santja Bachtiar tidak muncul dan digantikan noleh Rasyid Dahlan.
PSM bersama Ramang dan Trio-nya dengan penjaga gawang Harry Tjong, pernah merebut juara PSSI tahun 1959. Salah satu kliping koran yang masih tersimpan baik di kediaman Harry Tjong, Perumahan Duta Indah Jl.Cendana II Blok L1 No.21 Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, menjadi saksi kejuaraan itu. Tidak ada nama media apa yang memuat berita tersebut. Begitu pun tanggal pemuatannya, tak terikut dalam klipping tersebut.
Ada informasi penting yang ikut memperkaya isi buku ini dari kliping koran itu. Pertama, squad PSM yang tampil sebagai juara 1959. Kedua, preview pertandingan antara Swedia melawan PSM, setelah kesebelasan asal Eropa itu membantai Persebaya 5-1 sehari sebelumnya.
Guntingan koran itu memuat pasfoto anggota tim berikut sedikit data. Pelatih PSM ketika itu adalah E.A.Mangindaan.
Dimulai dengan M.Kurnia Hasan, 21 (pada waktu itu, 1959) yang menempati poisisi kiri luar. Pemain ini satu-satunya mahasiswa di antara anggota tim PSM. Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unhas yang mulai bergabung dengan PSM tahun 1957 ini mengaku, senang makan yang enak-enak.
Noorsalam, 29, mulai bergabung dengan PSM tahun 1949. Menempati posisi kiri dalam, dia termasuk salah satu anggota trio PSM. Meski namanya terkenal melalui sepakbola, lucu juga, hobinya malah main pingpong dan bulutangkis.
Ramang, 32, termasuk kedua paling senior di antara pemain PSM. Kala itu dia sudah menjadi karyawan Departemen PU dengan gaji Rp 3.500 dan tidak pernah naik-naik. Posisinya, penyerang tengah, istilahnya sekarang striker.Pada tahun 1961 posisinya disebut “center voor”. Bergabung dengan PSM tahun 1949, si macan bola ini senang main kartu.
Suwardi, 27, bergabung dengan PSM tahun 1957. Posisinya sebagai kanan dalam. Konon, dia senang sabung ayam. Bersama Ramang dan Noorsalam, dia dikenal sebagai trio PSM..
Mannan, 19, termasuk, pemain termuda di tim PSM kala itu dengan posisi sebagai kanan luar. Dia sebenarnya seorang guru Sekolah Rakyat. Bergabung dengan PSM tahun 1958, pemain yang kemudian hingga akhir khayatnya berkiprah sebagai anggota Polri (dengan pangkat terakhir Letkol Polisi dan pernah menjabat Kapolres Sinjai) ini dilatih oleh Dwa Dg.Matari. Hobinya, memang bermain sepakbola.
Thomas Rairatu, tidak disebutkan tahunnya ketika memperkuat PSM yang tampil sebagai juara tahun 1959. Menempati posisi back kiri (pada tahun 1961 juga), ketika bermain di PSM dia sudah bekerja di radio telekomunikasi. Dia bergabung di kesebelasan ini dan langsung menjadi juara. Dia dilatih Mangindaan dan Nus Pattinasarani. Aneh juga hobi pemain PSM yang satu ini, main voli, renang, dan juga tinju. Hobi yang terakhir ini, mengidentifikasikan olahraga khas daerah asalnya, Negeri Seribu Pulau, Maluku.
Santja Bachtiar, 23, tercatat sebagai salah seorang mahasiswa Unhas. Posisinya adalah stopper. Sekarang libero. Dulu, istilahnya spil. Posisi ini pada tahun 1961 ditempati oleh Itjing Pasande/John Simon. Santja bergabung dengan PSM tahun 1953 dan pernah dilatih Tony Pogacnik dan Mangindaan. Hobinya macam-macam. Ada sport, musik, dan membaca buku. Hingga akhir khayatnya, dia tercatat sebagai salah seorang anggota Manajemen Perusahaan Penerbangan Merpati.
Idris Mappakaya, 19, posisinya sebagai gelandang (half) kanan. Masih belajar di SMA saat bergabung dengan PSM. Sepakbola dan tenis adalah kesenangannya.
Sampara, 25, menempati posisi back kanan. Dia termasuk salah satu pemain yang berkarakter keras di lapangan. Bekerja sebagai teknisi motor, dia bergabung dengan PSM tahun 1955. Ia pernah dilatih Mangindaan, Nus Pattinasarani, dan Suleman. Nonton film dan main voli merupakan kesenangannya.
Icing Pasande, 36, termasuk pemain paling senior di tim PSM ketika itu. Gelandang kiri PSM ini termasuk pemain yang lebih awal bergabung dengan PSM, 1947. Pada tahun 1961, posisi ini ditempati Idris Mappakaya. Dua tahun setelah kemerdekaan dan ketika PSM masih bernama Macassar Voetball Bond (MVB). Dia dilatih Mangindaan dan Mappakaya. Sama dengan Ramang, Icing juga termasuk pegawai PU. Salah seorang anaknya yang mengikuti jejaknya adalah David Pasande. Terakhir, tercatat sebagai pelatih Gaspa Palopo, daerah tempat dia mengabdikan diri sebagai pegawai negeri sipil.
Harry Tjong, 20, kiper PSM. Pelajar Sekolah Guru Pendidikan Djasmani (SGPD) ini bergabung dengan Juku Eja tahun 1957. Pemain yang hobi renang dan pingpong ini pernah dilatih Tony Pogacnik dan Mangindaan. Tjong terakhir meninggalkan PSM tahun 1967, setelah 10 tahun membela gawang Juku Eja. Pada tahun 1961, selain Tjong, ada juga kiper PSM yang lain,yakni Husain.
Para pemain cadangan pada tahun 1961: Muchtar, Frans Jo, Djamaluddin (yang pernah menjabat Camat Bontoala), M.Manuhutu, Solong, Soppy, Tjoan, dan M.Basri.
Di bawah susunan nama ini juga ditulis, trio PSM favorit utama. Sayapnya, “roda gila” yang “machinal;”, “spil”-nya, penguasa “magic square”. Gelandangnya, penghubung yang mobil. Back sekelas benteng raksasa. Kipernya seperti elang menyambar mangsanya.
Standar Mutu Baku
Istilah ini terbaca pada sebuah caption (keterangan gambar) foto squad PSM yang sedang berdiri menghadap penonton di Stadion Ikada Jakarta. Pada foto tersebut tertulis ‘Sirkus Bola PSM di Ikada’. Penulis temukan klipping koran ini di kediaman Harry Tjong, Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, saat mewawancrainya 27 November 2010.
Setelah penulis tanyakan kepada Harry Tjong, ternyata sirkus bola itu adalah ‘tayangan’ seni bermain bola yang dipertontonkan PSM kepada para penonton Stadion Ikada Jakarta (di lapangan Banteng sekarang). Tentu saja, pendukung utama para ‘pesirkus’ itu adalah trio PSM (Ramang, Suwardi Arland, dan Noorsalam).
PSM ketika itu, dianggap sebagai salah satu kesebelasan yang sudah memiliki – menurut istilah sekarang — standar mutu. PSM sudah memiliki standar sepakbola. Apa yang dikatakan full team, maka PSM sudah memiliki standar. Tidak ada kesulitan apa-apa bagi PSM untuk menentukan pemain. Kualifikasi yang dimiliki PSM ini, tulis media itu, sama seperti standar Persebaya tahun 1950 atau PSMS Medan tahun 1951-1955. Komisi kesebelasan PSM tidak susah mencari peman.
Dalam preview pertandingan PSM melawan tim Swedia, masih menurut media itu, PSM menurunkan squad yang hampir sama dengan pemain yang meraih juara PSSI pada tahun 1959. Kecuali, Frans Jo menjadi pemain pengganti Mannan. Posisi selengkapnya adalah: Harry Tjong (kiper), Kurnia Hasan (kiri luar), Noorsalam (kiri dalam), Ramang (penyerang tengah), Suwardi Arland (kanan dalam), Frans Jo/Mannan (kanan luar), Icing Pasande (gelandang kiri), Santja Bachtiar (stopper/libero), Idris Mappakaya (gelandang kanan), Thomas Rairatu (back kiri), Sampara (back kanan).
Menurut catatan media tersebut, kekuatan PSM terletak pada trio-nya. Mereka memiliki style bermain yang sangat padu. Antara satu pemain saling mengenal pemain lainnya dengan Ramang sebagai rokhnya yang larinya kencang dengan bantuan Suwardi dan Noorsalam. Keduanya mampu memberikan voeding (makanan) kepada Ramang yang kuat daya tembaknya dan membuat PSM selalu diperhitungkan lawan-lawannya. (M.Dahlan Abubakar)..