Mamuju, Inspirasimakassar.com :

Ritual Adat Masossor Manurung adalah ritual keramat kerajaan Mamuju yang dilaksanakan rutin setiap tahun berupa pencucian keris pusaka yang merupakan warisan Kerajaan Mamuju.

Tahun ini ritual Masossor Manurung dilakukan untuk memperkenalkan adat Mamuju pada kegiatan festival Maradika yang dihadiri oleh para tamu kerajaan atau kraton di seluruh Nusantara, Selasa (17/12/19) di Rumah Adat Mamuju.

Kapolda Sulbar Brigjen Pol Drs. Baharudin Djafar, M.Si yang menghadiri kegiatan tersebut menjelaskan menurut sejarah kerajaan Mamuju ritual pencucian keris pusaka ini sendiri bermula ketika suatu masa masyarakat Mamuju mengalami kesulitan berupa kekeringan.

Gala’gar Pitu (tujuh orang yang menjadi pemangku adat) yang menjadi eksekotor untuk memandikan dan mencuci keris pusaka Manurung serta air dari proses pencucian kris biasanya disebar ke kebun, sawah guna mengatasi kekeringan, Kata Kapolda berdasarkan sejarah yang ia ketahui.

Keberadaan keris pusaka ini juga menunjukkan adanya hubungan Kerajaan Mamuju dengan Bali sejak dulu. Makanya prosesi pencucian keris pusaka manurung yang dilakukan gala’gar pitu ini dilakukan dengan ritual Bali.

“Disetiap pelaksanaan prosesi adat masossor manurung ini Warga Bali yang ada di Mamuju juga dilibatkan,” Sambung Kapolda.

Pada prosesi ritual Masossor Manurung, para tamu undangan kerajaan, pemerintah daerah dan seluruh masyarakat yang hadir nampak menikmati kegiatan tersebut.

Sementara itu, guna pelaksanaan ritual yang berjalan dengan aman dan lancar personil TNI/POLRI juga melakukan pengamanan intensif di sekitar rumah adat sehingga prosesinya tidak terganggu.

Kabid Humas AKBP Hj. Mashura ditempat yang berbeda menjelaskan gelar adat ini adalah persembahan kepada para tamu undangan kerajaan di seluruh nusantara dalam mengawali festival maraddika di Mamuju. (humas polda sulbar-sabaruddin)

BAGIKAN
Berita sebelumyaKajati Sulsel Ingatkan Aparat Soppeng Agar tak Ragu Bekerja Dan Berinovasi
Berita berikutnyaPorseni Kemenag Sulsel Lombakan Lima Cabor dan Seni
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here