Kepulauan Selayar, Inspirasimakassar.com :
 Seorang tokoh masyarakat Jampea Timur yang enggan disebutkan jati dirinya menyebutkan,” munculnya kericuhan dan kemarahan warga Ujung Jampea dengan melakukan pelemparan Kantor Camat Pasi’masunggu Timur dan Kantor Desa Bontobulaeng, Kamis (12/12/19) sekitar pukul 15.30 Wita diduga dipicuh oleh ulah Panitia Pemilihan Kepala Desa Bontobulaeng yang mengundang pemilih atas nama Muh Saing warga Dusun Ballabulo Timur Desa Bontojati, Kamis (05/12/19) pekan lalu.
         “Ada unsur kelalaian yang dilakukan oleh panitia pemilihan. Alasannya karena salah satu panitia ini adalah juga mantan Panitia Pemilihan Kecamatan (Panwascam) di Pileg dan Pilpres baru-baru ini. Mestinya ia harus selektif dalam memberikan surat panggilan kepada warga setempat yang akan memilih. Apalagi secara administrasi kependudukan, Muh Saing adalah warga Desa Bontojati bukan warga Desa Bontobulaeng. Memang hanya secara kebetulan rumah Muh Saing berada didekat perbatasan Desa Bontobulaeng dan Desa Bontojati. Memang agak aneh, bisanya Muh Saing mendapat undangan memilih di Desa Bontobulaeng.” ungkap tokoh ini via selulernya sore tadi.
        Sementara itu, H Muhtar Muhsin ayah dari Andi Mukhtamar Putera calon nomor urut 5 yang dihubungi via telpon genggamnya, Kamis (12/12/19) mengaku sedang berada di Benteng Selayar. Ia menjelaskan,” Bukan hanya kantor desa yang dirusak massa tetapi termasuk Kantor Camat Pasi’masunggu Timur. Lanjut dia, setelah perhitungan surat suara di tiga Tempat Pemungutan Suara (TPS) calon nomor urut 3, Iksar Rais meraup suara sebanyak 421 kalah satu suara dari calon nomor urut 5, Andi Mukhtamar Putera yang memperoleh 422 suara.
         Inilah yang kemudian diprotes oleh Iksar Rais dengan alasan ada pemilih gelap yang didatangkan dari Desa Bontojati. Permasalahannya kata H Muhtar Muhsin, karena panitia sendiri yang memanggil dan mengantarkan undangan itu kepada Muh Saing untuk datang mencoblos. Dan dengan dasar surat panggilan itu, Muh Saing mendatangi TPS untuk memilih. Saya sendiri tidak tau persis apakah Muh Saing ini sudah pindah domisili atau bagaimana. Anehnya lagi karena saat Muh Saing mencoblos tidak diprotes oleh Iksar Rais sebagai calon nomor urut 3 padahal disaksikan secara langsung. Dan kenapa setelah perhitungan suara lalu kemudian diprotes. Bukan saat akan mencoblos. Ini yang sedikit disesalkan.” ungkap dia.
          Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Kepulauan Selayar, AKBP Temmangnganro Machmud, S.IK, MH melalui WhatssAppnya kepada media ini menjelaskan,” Kamis (05/12/19) pekan lalu dilakukan Pilkades di Desa Bontobulaeng. Setelah perhitungan surat suara calon nomor urut 5, Andi Mukhtamar Putera memperoleh suara terbanyak 422. Menyusul calon nomor urut 3, Iksar Rais sebanyak 421 suara. Iksar Rais memprotes dengan alasan diduga terjadi kecurangan yang dilakukan oleh panitia pemilihan. Karena Muh Saing warga Dusun Ballabulo Timur Desa Bontojati didaftar sebagai pemilih di Daftar Pemilih Tetap (DPT) TPS 3. Selain itu juga ada dugaan money politic dan saat ini sedang dalam proses dan dalam penanganan Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Kepulauan Selayar.
         Melihat situasi yang dinilai sudah tidak kondusif lanjut Temmangnganro, Polres Selayar telah mengirim personil untuk BKO pengamanan ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Jampea Timur pada Jumat 6 Desember sebanyak 27 personil untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi. Apalagi ada upaya dari massa pendukung Iksar Rais untuk merampas dan membuka paksa kotak suara di TPS 3 yang sudah diamankan oleh anggota Polsek Pasi’masunggu di Kantor Camat Pasi’masunggu Timur.” ungkap dia.
        Bahwa selama terjadi pengamanan sudah berkali-kali terjadi aksi demo ketidakpuasan sebagai bentuk protes dan kekesalan  dari pendukung Iksar Rais. Pihak Pemerintah setempat dan kepolisian telah melakukan upaya negosiasi, koordinasi dan bahkan tatap muka untuk tidak memaksakan diri merampas dan membuka paksa kotak suara namun oleh Iksar Rais bersama pendukungnya tetap ngotok dan memaksakan untuk membuka di Kantor Camat sementara oleh Andi Mukhtamar Putera tidak menginginkan adanya penghitungan ulang.
        Untuk menghindari yang tidak diinginkan bersama kata Kapolres, diputuskan oleh Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kepulauan Selayar, Irwan Baso, S.STP untuk membawa kotak suara ke Benteng ibukota kabupaten dengan dikawal oleh pasukan BKO dan tambahan BKO sebanyak 34 personil. Disitulah terjadi pelemparan oleh simpatisan yang merasa keberatan dan mengakibatkan kaca jendela, pintu utama serta sejumlah ruangan lainnya di Kantor Camat dan Kantor Desa rusak oleh lemparan massa. Saat ini Polres Selayar sudah melakukan police line dan olah TKP.” ungkap Temmangnganro kepada Inspirasi. (M. Daeng Siudjung Nyulle)

BAGIKAN
Berita sebelumyaAsni Djamereng Raih Doktor Manajemen di PPs-UMI Makassar
Berita berikutnyaBesok, ISNU Sulsel Gelar MKNU
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here