
Makassar, Inspirasimakassa,com:
Komunitas masyarakat Maluku di Makassar yang terhimpun dalam Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) menggelar pertemuan. Mereka membahas rencana pelantikan pengurus KKM yang akan digelar awal Oktober 2019 nanti. Rapat di “GP Lounge” Lantai I Graha Pena (Harian Fajar), Jalan Urif Sumohardjo, Rabu, 4 September 2019 itu dipimpin Prof.H.Sadly Abdul Djabar,M.P.A.
Rapat membahas berbagai hal, termasuk menyusun agenda pelantikan yang direncanakan dilakukan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, 4 Oktober 2019 di Baruga Karaeng Pattingaloang, Kompleks Rumah Jabatan Gubernur Sulsel.
“Kita ancang-ancang pelantikan pengurus KKM tanggal 4 Oktober 2019,” tutur Prof.Sadly Abdul Djabar,M.P.A, seraya menambahkan, sekalipun demikian dirinya bersama Ketua KKM, Prof.Dr.dr.H.Abdul Razak Thaha, M.sc akan beraudensi dengan Gubernur Sulsel terlebih dahulu.
Setelah pelantikan nanti, demikian Prof.Abdul Razak Thaha, pihaknya bersama jajaran kepengurusan KKM akan menyusun berbagai program kerja lima tahunan, 2019-2024. “Tentunya, program yang akan dilakukan nantinya bersentuhan dengan kualitas manusia Maluku, serta program sosial kemasyarakatan lainnya,” ujarnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut, selain Prof.Sadly Abdul Djabar, M.P.A dan Prof.Dr.dr.Abdl Razak Thaha,M.Sc, juga Ketua Kerukunan Warga Kristen Maluku-Makassar (KWAKMAL)—Pendeta Daniel Sopamane,,M.Th, Penasihat (H.Abubakar Olong dan Kasim M Tuhepali). Sekjen, Sekjen I dan Sekjen II (Hans Paljama, Din Pattisahusiwa, dan Eddy Tenlima), serta Kompartemen Sosial Keagamaan (Asri Hidayat Mahulauw dan Pendeta Fin Sopamena S.Th,M.H), Seni-Olahraga-dan Budaya (H.Anwar Hatuwe dan Syahrul El Ghufron), serta Data dan Informatika (Firdaus Thaha).

Seperti diketahui, Kerukunan Keluarga Maluku, merupakan organisasi sosial, kekeluargaan, dan kekerabatan. KKM menghimpun masyarakat Maluku di perantauan, khususnya di Kota Makassar dan Sulawesi Selatan umumnya. Kehadiran organisasi ini tanpa membeda-bedakan suku, agama, warna kulit, jenis kelamin, maupun adat istiadat.
Organisasi yang digagas kelahirannya oleh pemuka Maluku yang bermukim di Makassar ini bertujuan, membangun kebersamaan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai pela gandong, Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai dasar berpijak.
Selain merupakan wadah pemersatu, KKM sekaligus menjadi pusat informasi antarsesama warga Maluku di perantauan. Termasuk, menghidupkan kebiasaan dan budaya orang Maluku yang cinta damai, mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan, persaudaraan, persatuan dan kesatuan, serta nilai nilai kebangsaan, dan penghormatan terhadap perbedaan.
KKM dibentuk saat pecah konflik Maluku1998 oleh pemuka Maluku di Makassar. Ketua KKM pertama amanahkan kepada Drs.HM.Saleh Putuhena (alm) Rektor IAIN Alauddin Makassar saat itu. Sekjennya adalah Ir.Leo Hehanussa. Hanya saja, sepeninggal Drs.HM.Saleh Putuhena, KKM mandek, dan dihidupkan kembali setelah dilakukan sejumlah pertemuan oleh masyarakat Maluku di Makassar bersama Pengurus Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Kerukunan Warga Kristen Maluku-Makassar (KWAKMAL). (din pattisahusiwa)