
Masohi, Inspirasimakasar.com :
Ketika Hari Raya Idul Fitri tiba, salah satu tradisi masyarakat Indonesia yang selalu dilakukan adalah Halal bi Halal. Tradisi ini merupakan ajang silaturahmi untuk bermaaf-maafan serta berbagi cerita kepada para saudara setelah satu tahun kiranya tidak berjumpa. Pengurus Pimpinan
Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP-Ansor) Maluku Tengah misalnya.
Pada Ahad, 23 Juni lalu, GP-Ansor Maluku Tengah menggelar Halal bi Halal di aula Panti Asuhan Al-Qutub Masohi. Tema yang diangkat organisasi kepemudaan yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU) itu
adalah “Merajut perbedaan dalam kerangka persatuan”. Dihadiri sejumlah OKP dan LSM se-Kota Masohi.
Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor, Kabupaten Malteng, Ahmad El Talaohu, mengatakan, Halal bi Halal bertujuan untuk mengeratkan tali silaturahmi antarsesama anggota dan pengurus organisais yang didirikan 24 April 1934 tersebut. “Halal bi Halal ini, harus menjadi momentum, untuk melakukan introspeksi diri,” pintanya

.
Ahmad El Talaohu mengakui, pentingnya setiap GP Ansor menjaga silaturahmi bukan saja antarsesama anggota, melainkan antar umat beragama, dan sesama anak bangsa. Bila ada kesalahpahaman, maka dirinya menghimbau untuk saling memaafkan.
“Kita bukanlah makhluk yang sempurna, sehingga pasti ada salah dan khilaf. Untuk itu mari kita lapangkan hati kita, untuk meminta maaf. Dan bersedia memaafkan kepada satu dan lainnya,” ungkapnya.
Dia memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mensukseskan kegiatan itu. “Apresiasi dan terima kasih kepada pimpinan pesantren Al-qutub dan narasumber, serta rekan-rekan OKP yang turut mensukseskan kegiatan ini,” ujarnya, seraya mengharapkan, Halal bi Halal dan diskusi ini bisa melahirkan kerangka pikir, yang menjadi cerminan identitas keragaman kehidupan anak muda di era milenial.
Sebagai pemateri pada kegiatan itu adalah Ketua DPD KNPI Malteng, Syukri Wailissa, tentang peran pemuda milenial. Serta hakekat peran KNPI dalam upaya menangkal disintegrasi bangsa dan negara.
“Peran pemuda dan organisasi pemuda sangat penting dalam menangkal disintegrasi bangsa dan bernegara,” tegasnya.
Wailissa mengharapkan, harus ada korelasi arah dan tujuan organisasi pemuda, dalam menangkal disintegrasi berbangsa dan bernegara.
“Arah dan tujuan organisasi pemuda di era milenial harus dikawal. Untuk mencegah ancaman disintegrasi Bangsa dan Negara di era milenial,” harapnya.
Selanjutnya Ketua JATMAN, ustad Al-faqir Talaohu, memaparkan materi tentang bahaya gerakan radikalisme.
Dirinya menjelaskan tentang sejarah gerakan radikalisme global sampai lokal. Hubungan wacana radikalisme dan islam. Bentuk radikalisme di abad 21. Serta pemuda dan radikalisme di era millenium.
Sedangkan ketua wilayah GP-Ansor Maluku, Faisal Saimima memberikan materi tentang peran kunci pemuda dalam menentukan arah bangsa. Pemuda dalam gerak peradaban. Dan reposisi GP-Ansor dalam menangkal radikalisme.(*)