Makassar, Inspirasimakassar.com :

Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar bersama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mengejar Fasilitas Umum (Fasum) dan Fasilitas Sosial (Fasos) milik Pemkot Makassar yang dikuasai pihak swasta. Bahkan, demikian Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, banyak Fasum dan Fasos milik Pemkot yang tidak tercatat. Ada yang dijual oknum tertentu, termasuk oknum dari Pemkot Makassar itu sendiri.

“Ada yang sudah tercatat dan ada juga tidak tercatat. Itupun dalam kategori yang sudah dirampas orang, ada sudah dijual oleh oknum Pemerintah,” tutur, Senin, 29 April 2019.

Menurutnya, keberadaan Fasum -Fasos tersebut, Pemkot Makassar dan KPK sudah memetakan.“Tadi kita sudah petakan masing-masing, akhirnya kesimpulan, kita akan ke lapangan, kita akan ke lapangan mengecek itu,” tegasnya.

Walikota inovatif ini menyebutkan, satu alasan mengapa aset Pemkot Makassar tidak terdata Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) karena tidak adanya bukti dokumentasi yang menjadi pegangan Pemkot.
“Tadi yang dicatat itu 25, tapi yang dibahas lebih banyak. Karena banyak yang tidak tercatat. Alasan pertama tidak ada dokumentasi, misalnya di Cadika saya lihat penyerahannya 10 hektar, sekarang tinggal tiga hektar. Pelita Agro itu di sertifikatnya hampir 16 hektar, konon kabarnya sisa empat hektar,” jelasnya.

Danny–sapaan akrabalumni Universitas Hasanuddin ini mengakui, selain Pelita Agro dan Cadika, Pemkot Makassar bersama KPK juga akan mengejar Fasum dan Fasos Pulau Kahyangan, Ruko Makassar Mall, Pasar Daya, GMTD, dan juga termasuk yang bekas Laguna. (sumber bko)

BAGIKAN
Berita sebelumyaKPK Tinjau Fasum-Fasos Bermasalah
Berita berikutnyaBesok, APMP Sulsel Musyawarah di Galesong
Wartawan kriminal dan politik harian Pedoman Rakyat Ujungpandang dan sejumlah harian di Kota Daeng Makassar, seperti Ujungpandang Ekspres (grup Fajar) dan Tempo. Saat ini menjadi pemimpin umum, pemimpin perusahaan, dan penanggungjawab majalah Inspirasi dan Website Inspirasimakassar.com. Sarjana pertanian yang juga Ketua Umum Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Al-Gazali--kini Universitas Islam Makassar ini menyelesaikan pendidikan SD di tanah kelahirannya Siri Sori Islam Saparua, SMP Negeri 2 Ambon, dan SPP-SPMA Negeri Ambon. Aktif di sejumlah organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Di organisasi kedaerahan, bungsu dari tujuh bersaudara pasangan H Yahya Pattisahusiwa dan Hj.Saadia Tuhepaly ini beristrikan Ama Kaplale,SPT,MM dan memiliki dua orang anak masing-masing Syasa Diarani Yahma Pattisahusiwa dan Muh Fauzan Fahriyah Pattisahusiwa. Pernah diamanahkan sebagai Ketua Ikatan Pemuda Pelajar Siri Sori Islam (IPPSSI) Makassar. Kini, Humas Kerukunan Warga Islam Maluku (KWIM) Pusat Makassar dan Wakil Sekjen Kerukunan Keluarga Maluku (KKM) Makassar.

TINGGALKAN PESAN

Please enter your comment!
Please enter your name here